Mohon tunggu...
Ahmad Syahrial Semen Dawai
Ahmad Syahrial Semen Dawai Mohon Tunggu... Lainnya - Tourism-Development-Social

Researcher

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Meneroka Desa Wisata Mangunan, Nirwana di Timur Yogyakarta

17 Desember 2021   18:06 Diperbarui: 26 Desember 2021   21:50 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lengkap rasanya jika bertandang ke Desa Wisata Mangunan tanpa berwisata kuliner. Sedikit berjalan keluar dari desa, kamu dapat singgah sejenak ke Pasar Kaki Langit. Pasar Kaki Langit adalah pasar unik yang hanya buka saat hari Sabtu dan Minggu saja. Di sini kamu bisa mencoba berbagai kuliner tradisional yang lezat, antara lain gudeg, kelanan, blondo. 

Sembari memesan makanan, kamu bisa mencicipi menu minuman tradisional khas Imogiri yaitu wedang uwuh, hangatnya minuman tradisional yang satu ini dapat menyempurnakan kunjunganmu di sejuknya udara Desa Wisata Mangunan. 

Wedang uwuh merupakan minuman warisan leluhur yang menyehatkan. "wedang" memiliki makna "minuman", sedang "uwuh" memiliki berarti "sampah". Sampah yang dimaksud adalah sampah yang berasal dari dedaunan. Sayangnya, di masa pandemi Covid-19 ini Pasar Kaki Langit belum beroperasi.

Jangan khawatir saat berkunjung ke Desa Wisata Mangunan, sebab pengelola sudah menerapkan sistem protokol kesehatan ketat. Sebagai jawaban atas kondisi pandemi Covid-19, pihak pengelola Desa Wisata Mangunan melakukan inovasi dengan membangun infrastruktur protokol kesehatan. Beberapa diantaranya adalah wastafel lengkap dengan sabun cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, serta berbagai rambu untuk memperingatkan pengunjung terkait Covid-19.

Narasi eksotika yang dimiliki oleh Desa Wisata Mangunan telah menarik berbagai tokoh besar untuk singgah, antara lain mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, pada tahun 2017 dan Presiden Joko Widodo pada tahun 2018.  

Saat ini, Desa Wisata Mangunan dikelola oleh Koperasi Noto Wono, pengelolaan tersebut merupakan bentuk praktik baik dalam hal pariwisata berbasis masyarakat yaitu dapat menggerakkan masyarakat lokal untuk memaksimalkan potensi yang ada. 

Dari pengelola hingga pedagang dapat merasakan manfaat dari adanya aktivitas pariwisata. Semula daerah sekitar Mangunan adalah daerah dengan taraf ekonomi yang rendah, semenjak digencarkan pembangunan desa wisata perlahan dapat mensejahterakan masyarakat.

Terlalu singkat untuk menuliskan keunikan Desa Wisata Mangunan dalam beberapa paragraf. Jika nanti kamu bertandang ke Yogyakarta, sediakan waktu untuk bertandang ke Desa Wisata Mangunan. 

Entah sekadar mampir selama 2-3 jam, saat sang fajar mulai terangkat atau ketika fajar mulai hilang, Mangunan akan menyambutmu dengan warna yang membekas di jiwa.

 Penulis: Ahmad Syahrial Semendawai, Peneliti di PPKK Fisipol UGM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun