Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang tinggi. Hal tersebut didukung dengan keanekaragaman objek serta ragam dan karakter yang unik. Berbagai objek wisata menarik dapat kamu kunjungi ketika berada di Yogyakarta adalah di seputaran Kabupaten Bantul.Â
Geliat pariwisata di Kabupaten Bantul pasca Gempa 2006 terbilang aktif, masyarakat perlahan melupakan luka lama pernah meluluhlantakkan asa yang ada. Terbukti, selain telah hadirnya berbagai macam wisata yang dikelola pemerintah dan swasta, kini bermunculan desa wisata yang nahkodanya masyarakat lokal, atau juga disebut community based tourism.
Sedikit hanyut lebih dalam, tak terlalu jauh dari pusat Kabupaten Bantul terdapat Desa Wisata Mangunan yang dapat kamu kunjungi untuk melepas penat. Dari pusat kota Yogyakarta, Desa Wisata Mangunan bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam.Â
Opsi transportasi yang dapat kamu gunakan untuk menuju Desa Wisata Mangunan adalah kendaraan pribadi atau sewa. Jangan khawatir ketika tidak bisa memilih opsi tadi, kamu dapat menggunakan jasa taksi online seperti GrabCar dan GoCar.
Dari hiruk pikuk keramaian pusat kota Yogyakarta kamu dapat mengarah ke Jalan Imogiri Timur, lalu beranjak ke arah selatan. Setelah tiba di Pusat Kecamatan Imogiri, kamu tinggal menuju ke Desa Mangunan yang jaraknya tidak begitu jauh. Kamu hanya perlu mempersiapkan kondisi kendaraan dengan baik karena medannya yang cukup menanjak.
Desa Wisata Mangunan menawarkan pemandangan alam berupa syahdunya kabut di cakrawala, damainya hutan pinus dan hijaunya lembah berpadu dengan budaya dan keramahan masyarakat. Tempat pertama yang dapat kamu singgahi adalah Puncak Kebun Buah Mangunan.Â
Sejauh mata memandang, hamparan luas lembah dan hutan dapat memanjakan mata serta menenangkan pikiran. Jika datang sewaktu pagi hari akan disambut syahdunya kabut serta lanskap Sungai Oya yang meliuk-liuk membelah lembah. Di Puncak Kebun Buah Mangunan kamu dapat berswafoto serta beristirahat sejenak di gubuk-gubuk yang telah disediakan oleh pengelola.
Jangan sungkan untuk menyaksikan pertunjukan tradisional daerah gejog lesung. Gejog lesung adalah kesenian tradisional berupa permainan instrumen musik perkusi menggunakan alat penumbuk padi tradisional lesung dan alu/antan yang dimainkan oleh beberapa orang yang saling bersahut-sahutan dan berirama, alunan dari lesung tersebut berpadu dengan kelompok lain yang menyanyikan lagu atau tembang Jawa sambil menari.
Sempatkan waktumu untuk mengunjungi objek lain, yaitu Hutan Pinus Mangunan. Hutan Pinus Mangunan identik sebagai wisata dengan lanskap pemandangan hutan pinus yang asri.Â
Suasana hijau nan asri bersanding dengan suara angin yang terdengar semilir. Selain dapat beristirahat di rindangnya pohon, kamu juga bisa berkeliling menikmati segarnya alam, serta berfoto estetik di antara pepohonan pinus yang menjulang
Tak lengkap rasanya jika bertandang ke Desa Wisata Mangunan tanpa berwisata kuliner. Sedikit berjalan keluar dari desa, kamu dapat singgah sejenak ke Pasar Kaki Langit. Pasar Kaki Langit adalah pasar unik yang hanya buka saat hari Sabtu dan Minggu saja. Di sini kamu bisa mencoba berbagai kuliner tradisional yang lezat, antara lain gudeg, kelanan, blondo.Â
Sembari memesan makanan, kamu bisa mencicipi menu minuman tradisional khas Imogiri yaitu wedang uwuh, hangatnya minuman tradisional yang satu ini dapat menyempurnakan kunjunganmu di sejuknya udara Desa Wisata Mangunan.Â
Wedang uwuh merupakan minuman warisan leluhur yang menyehatkan. "wedang" memiliki makna "minuman", sedang "uwuh" memiliki berarti "sampah". Sampah yang dimaksud adalah sampah yang berasal dari dedaunan. Sayangnya, di masa pandemi Covid-19 ini Pasar Kaki Langit belum beroperasi.
Jangan khawatir saat berkunjung ke Desa Wisata Mangunan, sebab pengelola sudah menerapkan sistem protokol kesehatan ketat. Sebagai jawaban atas kondisi pandemi Covid-19, pihak pengelola Desa Wisata Mangunan melakukan inovasi dengan membangun infrastruktur protokol kesehatan. Beberapa diantaranya adalah wastafel lengkap dengan sabun cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, serta berbagai rambu untuk memperingatkan pengunjung terkait Covid-19.
Narasi eksotika yang dimiliki oleh Desa Wisata Mangunan telah menarik berbagai tokoh besar untuk singgah, antara lain mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, pada tahun 2017 dan Presiden Joko Widodo pada tahun 2018. Â
Saat ini, Desa Wisata Mangunan dikelola oleh Koperasi Noto Wono, pengelolaan tersebut merupakan bentuk praktik baik dalam hal pariwisata berbasis masyarakat yaitu dapat menggerakkan masyarakat lokal untuk memaksimalkan potensi yang ada.Â
Dari pengelola hingga pedagang dapat merasakan manfaat dari adanya aktivitas pariwisata. Semula daerah sekitar Mangunan adalah daerah dengan taraf ekonomi yang rendah, semenjak digencarkan pembangunan desa wisata perlahan dapat mensejahterakan masyarakat.
Terlalu singkat untuk menuliskan keunikan Desa Wisata Mangunan dalam beberapa paragraf. Jika nanti kamu bertandang ke Yogyakarta, sediakan waktu untuk bertandang ke Desa Wisata Mangunan.Â
Entah sekadar mampir selama 2-3 jam, saat sang fajar mulai terangkat atau ketika fajar mulai hilang, Mangunan akan menyambutmu dengan warna yang membekas di jiwa.
 Penulis: Ahmad Syahrial Semendawai, Peneliti di PPKK Fisipol UGM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H