Mohon tunggu...
Ahmad Syam
Ahmad Syam Mohon Tunggu... wiraswasta -

...jalan sunyi...\r\n\r\nwww.ahmad-syam.blogspot.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sate Indonesia Hangatkan Melbourne

5 Mei 2014   22:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:50 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_306127" align="aligncenter" width="640" caption="Stand Wantilan Bali Restaurant (Foto: Ahmad Syam)"][/caption]

Minggu (4/5), Melbourne basah di mana-mana. Hujan mengguyur kota terbesar kedua di Australia tersebut seharian. Awannimbostratus, awan tebal yang mengandung hujan, terus menggantung di langit ibukota negara bagian Victoria itu.

Cuaca dingin menyergap setiap sudut kota. Memang belum memasuki Winter namun hembusan angin Autmn yang dingin ditambah hujan memaksa warga kota berjaket ria. Suhu udara berkisar 7 hingga 13 derajat celsius.

[caption id="attachment_306121" align="aligncenter" width="481" caption="(Foto: Ahmad Syam)"]

13992781161492330521
13992781161492330521
[/caption]

Meski demikian tidak mengurangi minat warga kota, khususnya penggemar kuliner Indonesia, untuk berbondong-bondong ke Indonesian Street Festival. Mereka memadati Victoria Street, satu jalan yang terletak di dalam kawasan pasar terbesar di Melbourne, Queen Victoria Market.

[caption id="attachment_306122" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Ahmad Syam)"]

1399278195616858320
1399278195616858320
[/caption]

Kenapa warga kota rela menahan cuaca dingin untuk datang ke Indonesian Street Festival? Saya tidak perlu mencari alasan ilmiah untuk menjelaskan hal tersebut. Hanya saja, begitu kaki saya menapaki Victoria Street aroma sate telah membombardir penciuman saya. Harum aneka sup terbang di udara bersama asap dari pembakaran sate. Sementara di bagian lain, hentakan musik berirama riang mengantarkan semangat dan kehangatan. Wow, what is wonderful day!

Sebagian pengunjung masih antri di depan stand menunggu pesanan masing-masing. Pengunjung lainnya telah menikmati kuliner pilihannya di selasar pertokoan yang disulap menyerupai kafe dengan kursi dan meja-meja. Pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk tidak kalah enjoy. Mereka mojok di sudut-sudut pertokoan atau di bawah pepohonan yang cukup rindang sehingga bisa terlindung dari gerimis.

Pengunjung cukup merogoh dollar dari kantong atau dompet sebesar 5 atau 10 dollar maka beberapa sate tusuk atau semangkuk sup segar sudah di tangan. Gaya makan diserahkan pada masing-masing pengunjung. Mau semangkuk berdua boleh. Sepiring beramai-ramai juga silahkan. Sambil makan sambil ngobrol asyik. Khusyuk dan tidak banyak bicara karena saking nikmatnya juga sah-sah saja.

[caption id="attachment_306128" align="aligncenter" width="300" caption="(Foto: Ahmad Syam)"]

13992796731095271258
13992796731095271258
[/caption]

[caption id="attachment_306123" align="aligncenter" width="300" caption="(Foto: Ahmad Syam)"]

13992786171709652281
13992786171709652281
[/caption]

[caption id="attachment_306126" align="aligncenter" width="300" caption="(Foto: Ahmad Syam)"]

1399279502317573781
1399279502317573781
[/caption]

Indonesian Street Festival 2014 adalah untuk kali ketiga diselenggarakan. Walaupun masakan dan kuliner Indonesia yang terkesan mendominasi acara tetapi sajian lain tidak kalah menariknya. Di Indonesian Street Festival 2014 selain menyajikan masakan Indonesia daribeberapa restoran Indonesia yang mangkal di Melbourne seperti Selero Kito, Pempek Katering, Uleg Restaurant, Blok M, Shalom, Bamboe Indonesia, Wantilan Bali, dan banyak lainnya, juga ada pertunjukan tari dan musik dari anak-anak muda Indonesia yang berbakat. Sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand ikut berpartisipasi dalam acara ini.

Berapa orang Indonesia di Australia? Sensus 2011 menemukan bahwa 50 ribu warga Australia mengakui mereka adalah keturunan Indonesia. Sementara sensus 2010 menyatakan hampir 73 ribu jiwa orang Indonesia menetap di Australia di mana dari jumlah tersebut sekitar 30 ribu jiwa tersebar di negara bagian Victoria

[caption id="attachment_306125" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Ahmad Syam)"]

1399278981998164634
1399278981998164634
[/caption]

Brunswick, 5 Mei 2014

Simak artikel lainnya:

http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/08/17/upacara-bendera-sore-hari-dan-69-penari-saman-669013.html

http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/08/01/mendekap-cahaya-di-musim-dingin-666722.html

http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/05/18/korea-jualan-k-pop-di-melbourne-653393.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun