Â
Kudengar kabar
Kulihat di layar kaca
Cianjur diguncang gempa
Ratusan nyawa melayang
Ratusan lainnya derita luka-luka
Sesak tertahan di pekatnya asap
Merebak kepulan putih mengurung jiwa tanpa dayaÂ
Tak ada tempat bersembunyi walau sekejap mataÂ
Burung pun enggan berceloteh syahdu
Alunan kicaunya tak terdengar mengalun merdu
*****
Tetes embun menyibak fajar
Kabut menyeruak tutupi rimbun dedaunÂ
Senyum mentari tak tampak lagiÂ
Bebauan semakin menyiksa diri
Korban Cianjur berjatuhan
Ratusan nyawa telah berpulang
Ribuan rumah dan banhgunan rusak
Jerit tangis pilu
Dari wajah-wajah sendu
Mari bantu mereka
Mari ringankan beban mereka
****
Kabut masih setia menyusup rongga dadaÂ
Mengasapi paru-paru, kering dan perihÂ
Jiwa-jiwa tak berdosa meregang nyawa
Sampai kapan kabut akan menaungi cakrawala?
Raga berdiri pasrah tanpa sepatah kataÂ
Rindukan sapa lengas udara menyegar
Hanya embuskan bait-bait aksara penuh harapÂ
Semoga hujan sirami kabut yang makin menyanderaÂ
dosa dan derita
*****
Gempa Cianjur sadarkan kita
Akan rasa syukur yang mungkin sudah hilang
Atas nikmat yang sudah kita terima
Allah akhirnya mengingatkan kita
Dengan gempa yang menusuk jiwa
Dan kesadaran kemanusiaaan kita
*****