Siang ini kau terlihat berbeda
Wajah terang siangmu berubahÂ
Menjadi layu dan pucat pasi
Senyum mentari sembunyi di balik awan hitamÂ
Enggan sinari alam mayapada
Mentari lelah berbagi kehangatanÂ
Perlahan cakrawala menyuram
Awan pekat menutup langitÂ
Berpendar ikuti angin berdesir
Gemuruh guntur menggelegar bersahutanÂ
Di antara rerimbun pepohon rindangÂ
Segemuruh hati yang merindu sendu
Suara gemericik air mulai mengetuk gentingÂ
Derasnya laksana hunjaman jarum air
Titik-titiknya bersenandung merduÂ
Ciptakan melodi sebuah lagu
Hujan adalah sebuah anugerah
Nikmat tak berujung dari Sang Pencipta
Tak selamanya hujan membawa sendu, luka dan piluÂ
Jiwaku teduh dan damai mendengar gemericiknya hujan..
Mimpikan dia pada rindu yang tak henti meratap
Hujan lahirkan duka
Nestapa bagi yang menjadi korban
Banjir yang kau akibatkanÂ
Semoga ini hanya sementara
Semoga Tuhan menyelamatkan
*****
Kota Pahlawan, 9 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H