Mohon tunggu...
ahmad syaihu
ahmad syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan membagikan tulisan kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Symphoni Hujan

9 November 2022   14:30 Diperbarui: 9 November 2022   15:16 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang ini kau terlihat berbeda

Wajah terang siangmu berubah 

Menjadi layu dan pucat pasi

Senyum mentari sembunyi di balik awan hitam 

Enggan sinari alam mayapada

Mentari lelah berbagi kehangatan 

Perlahan cakrawala menyuram


Awan pekat menutup langit 

Berpendar ikuti angin berdesir

Gemuruh guntur menggelegar bersahutan 

Di antara rerimbun pepohon rindang 

Segemuruh hati yang merindu sendu


Suara gemericik air mulai mengetuk genting 

Derasnya laksana hunjaman jarum air

Titik-titiknya bersenandung merdu 

Ciptakan melodi sebuah lagu


Hujan adalah sebuah anugerah

Nikmat tak berujung dari Sang Pencipta

Tak selamanya hujan membawa sendu, luka dan pilu 

Jiwaku teduh dan damai mendengar gemericiknya hujan..

Mimpikan dia pada rindu yang tak henti meratap

Hujan lahirkan duka

Nestapa bagi yang menjadi korban

Banjir yang kau akibatkan 

Semoga ini hanya sementara

Semoga Tuhan menyelamatkan

*****

Kota Pahlawan, 9 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun