Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menekan Angka Buta Aksara Melalui Gerakan Literasi Madrasah Berbasis P3K

8 Februari 2023   15:01 Diperbarui: 8 Februari 2023   15:04 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumbuhkan kegiatan literasi kepada siswa melalui Gerakan Literasi Madrasah (Gelem) foto: dopri

Gerakan Literasi Nasional yang telah dicanangkan pemerintah sebagai tindak lanjut dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Pendidikan Karakter telah banyak direspon dan dilaksanakan oleh lembaga satuan pendidikan. Sejatinya, program GLN ini mengembangkan tri gerakan literasi yang saling berhubungan, yaitu Gerakan Literasi  Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Ketiganya sekaligus menjadi tripusat pendidikan di Negara kita. 

Lembaga satuan pendidikan disarm termasuk madrasah berkewajiban mengimplementasikan gerakan literasi nasional tersebut. Secara teknis dapat berupa program terintegrasi dalam kegiatan literasi sekolah atau madrasah. Dalam rangka melaksanakan gerakan literasi madrasah, di lembaga MTs N 4 Kota Surabaya telah melaksanakan berbagai kegiatan literasi. 

Program tersebut dikristalisasi ke dalam kegiatan rutin Literasi Madrasah Berbasis P3K (Pembiasaaan, Pengembangan dan Pembelajaran Klasikal). Artinya adalah gerakan literasi sekolah yang dilakukan di MTs N ini hingga pada tahap pembelajaran di kelas. 

Kegiatan Pembiasaan Literasi. 

Kegiatan pembiasaan ini dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan siswa melaksanakan kegiatan literasi dasar di madrasah, yaitu: 

1. Bimbingan Baca Tulis Al-quran siswa kelas VII. Di kelas ini adalah siswa baru dengan beragam latar belakang. Baik asal sekolah, (lulusan SD dan MI) maupun latar belakang sosial budaya serta kehidupan dalam keluarganya. 

Secara teknis, siswa dikelompokan sesuai dengan kemampuan dasarnya. Yakni, kategori Tilawati 1-5. Terdapat siswa yang masuk kategori hafalan (Tahfiz) bagi mereka yang sudah memiliki bekal hafalan 1 juz, sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dalam sepekan. Hari Selasa-Jumat. 

2. Pada hari Senin digunakan untuk Apel Pagi. Waktu pelaksanaan Bimbingan Baca Tulis Al Quran dimulai pada pukul 06.00-06.45 WIB.

3. Sedangkan untuk siswa Kelas 8 dan 9, kegiatan pembiasaan yang dilakukan adalah kewajiban siswa dalam melaksanakan salat duha setiap hari Senin-Jumat. 

4. Pada hari Senin dilanjutkan dengan kegiatan Apel Pagi rutin. 

5. Sedangkan pada hari Selasa-Kamis seusai melaksanakan salat duha, membaca Surat Yasin dan Surat Al Waqiah secara bergiliran. 

6. Pada hari Jumat seusai salat duha dilanjutkan dengan Kajian Kitab Kuning.

7. Bagi siswa putri yang sedang berhalangan maka mereka tidak mengikuti salat duha dan tadarus Al-quran tapi mereka akan diarahkan ke ruang perpustakaan untuk membaca buku non-pelajaran dan menyusun laporan resume sebagai kegiatan literasi membaca dan menulis.

Kegiatan Pengembangan Literasi. 

1. Pada kegiatan pengembangan literasi Madrasah ini, dibentuk Tim Literasi Madrasah yang bertugas menyusun rencana, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan literasi. 

2. Madrasah mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan menulis buku (Sagusabu). Terdapat 6 guru yang pernah ikut kegiatan pelatihan ini. Telah melahirkan karya buku dari 3 guru yang aktif menulis.

3. Madrasah kembentuk kelompok penulis madrasah yang terdiri dari siswa yang memilih kegiatan ekstra jurnalistik dan literasi. Selanjutnya siswa tersebut dilatih keterampilan menulis dan diikutsertakan pelatihan sasisabu. 

4. Hasil tulisan siswa juga diikutkan lomba cipta puisi atau cerpen yang diadakan oleh berbagai lembaga seperti Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Penerbit atau Dinas Perpustakaan Daerah.

Kegiatan pengembangan ini antara lain

1. Menulis komentar pada jurnal harian baca, 

2. Mengungkapkan kembali apa yang telah dibaca atau pengalaman dalam bentuk lisan maupun tulisan.

3.Pengembangan kosakata dengan satu hari 4 kata 4 bahasa. 

5. Frayer Model, pemberian penghargaan tokoh literasi madrasah, 

6. Pengembangan literasi digital dan teknologi menggunakan internet.

 7.Pelibatan siswa dalam pengelolaan perpustakaan (Pustakawan Hebat) dan mengumpulkan karya guru dan siswa, berupa majalah dan buku.

Kegiatan Pembelajaran Klasikal. 

1. Siswa yang telah dibina dengan baik dalam berkegiatan literasi telah dapat mengimbaskan pada siswa lainnya. 

2. Guru juga mengintegrasikan kegiatan literasi secara klasikal dalam mata pelajaran yang diampunya. Misalnya, kegiatan menyimak, membaca, menulis dan berbicara selama kegaitan pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam proses pembelajaran yang dilakukan, pada saat yang sama kegiatan literasi juga berjalan dengan baik.

Berdasarkan pengalaman penulis, kegiatan literasi Madrasah Berbasis P3K ini relatif berjalan dengan efektif.

 Terbukti, banyak karya yang dihasilkan. Juga terciptanya suasana akademik yang literat di Madrasah, MTs N 4 Kota Surabaya.

Dengan kegiatan literasi yang terprogram dan berjalan dengan baik maka akan mengurangi buta aksara di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun