Memang hadirmu adalah sebuah pertanda jiwaÂ
Jiwa yang menantimu dan membencimu
Kini, kau sudah mulai hadir dengan keistiqomahanmuÂ
Mengiringi datangnya tangisan langit yang sudah dinanti- nanti
Yang mulai membasahi keringnya dataran bumiÂ
Yang sudah lama langit tak menangisinya
Kini tinggal seonggok bebatuan yang tersisa
Setelah semuanya diterjang banjir bandang
Dilumat gempa bumi
Diterjang tsunami
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!