Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenalkan Pendidikan Pesantren Sejak Dini

13 Desember 2022   09:50 Diperbarui: 13 Desember 2022   10:03 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa saja yang melanggar akan mendapat iqab yang berat dari Pembina. Bahkan iqabnya sungguh mengerikan, ada yang dikurung di kamar mandi dan WC. Bukan hanya dikurung, malah diminta untuk membersihkan WC. Aroma kamar mandi dan WC yang tidak bersahabat kadang terlihat menjijikkan. Namun, jika dikerjakan dengan cepat dan tepat waktu, aroma yang tidak sedap itu perlahan akan hilang.

Kedua tahajud berjamaah. Tahajud berjamaah ini diadakan dua kali dalam seminggu. Tujuannya untuk pembiasaan santri mengerjakan salat malam. Setiap santri wajib mengikuti kegiatan ini. Jika ada yang enggan bangun di malam itu, dengan tiba tiba “air hujan” akan turun dari arah mana saja. Hujan yang begitu dahsyat, satu ember akan melayang di tempat tidurnya, terciptalah kolam renang sederhana. Esok paginya pun, akan mendapat tempat tinggal istimewa di kamar mandi lagi.

Ketiga, kegiatan JUMPABERLIAN (Jumat pagi bersih lingkungan). Dalam jumpa berlian ini, masing-masing santri harus bekerja. Lokasi kerja yang selalu digilir. Ada yang bertugas di dalam asrama, dapur kebun, termasuk bagian kamar mandi dan wc. Santri yang mendapat bagian kamar mandi inilah yang selalu bikin mereka ke luar. Di sana selalu dengan wajah yang ngomel dan sebel.

Namun pembina asrama yang bijak selalu memberi pengertian orang yang bekerja di bagian kamar mandi akan bikin dia mencintai kebersihan dan tahu akan hakikat kebersihan itu. Orang yang merasa jijik dengan aroma yang tidak sedap, secara spontan dia akan berjuang membasminya. Jauh berbeda dengan orang yang tidak suka dengan bau tidak sedap namun tetap menikmatinya.

“Jika kalian jijik dengan aroma itu, maka segeralah untuk membersihkannya,” demikian kata pembina. Akhirnya santri lambat laun menerima dengan ikhlas bagian kamar mandi tersebut, bahkan setiap hari ada piket yang memperhatikan kamar mandi. Kebiasaan ini membuat santri terbiasa ketika sudah berada berkumpul lagi dengan kedua orang tua, kebiasaan jumpa berlian tesebut sudah menjadi darah daging bagi seorang santri, bahkan bila di rumah yang menjadi titik perhatian adalah kamar mandi, di samping tempat yang lainnya,

Keempat, kemah dakwah. Kemah dakwah yang diadakan satu kali dalam semester dalam rangka menerapkan kemandirian dan kebersamaan serta cara bermasayarakat di tubuh santri. Di sana santri dilatih memasak pada siang hari dengan berbagai menu masakan secara bergantian. Santri diajarkan menjadi pemimpin dan mengolah sebuah organisasi. Santri juga dilatih untuk terjun ke masyarakat dalam bentuk dakwah pada malam hari di masjid dan musala di sekitarnya. Kegiatan ini diakukan dalam rangka menilai sejauh mana kematangan santri memahami setiap ilmu yang diberikan serta melihat kematangan mereka pada kecerdasan spiritual, intelengsi dan emosionalnya. Setiap kemah akan dipandu oleh seorang pembina dan pelatih.

Kegiatan kemah dakwah inilah yang amat dirindukan oleh setiap santri. Mereka akan bebas berkreasi dan berinovasi. Selain mendapatkan banyak ilmu, mereka juga akan berlomba membawa berbagai reward. Hadiah sebagai wujud keberhasilan mereka selama lima belas hari. Kegiatan Ini dilakukan ketika selesai ujian semester. Ketika para ustad dan ustazah sedang mengolah nilai, santri mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan kemah dakwah di bawah komando wakil bidang kesiswaan. Di pengujung acara, pada hari kelima belas santri akan menerima RAPOR dan segudang keberhasilan selama kemah dakwah. Hati senang dan riang, rasa kebersamaan tumbuh dan kemandirian datang.

Semua pengalaman manis dan pahit menjadi santri pada awalnya secara terpaksa lama kelamaan, menjadi kebiasaan dan terbawa sampai hari ini. Sesibuk apa pun pekerjaan dan tugas yang dikerjakan namun bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Semua itu berkat berani mondok jadi santri.

Apakah anda memiliki pengalaman nyantri di Pondok Pesantren? atau memiliki putra-putri lulusan Pondok Pesantren? alangkah baiknya pengalaman anda dituliskan di sini agar makin banyak yang membaca, memahami syukur-syukur mengantarkan putra-putrinya mondok di Pesantren.

Kota Surabaya, 13 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun