Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenalkan Pendidikan Pesantren Sejak Dini

13 Desember 2022   09:50 Diperbarui: 13 Desember 2022   10:03 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan kurikulum perpaduan antara kurikulum pendidikan yang dikeluarkan oleh Kemenerian Pendidikan dan kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama.

Sosialisasi Pendidikan Pesantren Sejak Dini

Pengenalan dan sosialisasi pendidikan pesantren bisa dilakukan kepada anak-anak atau peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di tingkat akhir misalnya di kelas 6 SD/MI atau kelas 9 SMP/MTs, agar mereka memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang pendidikan di Pondok Pesantren sehingga mereka tertarik untuk memasuki dunia pesantren.

Pesantren, satu kata yang kerapkali menjadi perhatian banyak orang. Sebagian anak yang belum mengenal betul kata pesantren dan proses belajarnya, mereka merasa asing dan kadangkala takut untuk belajar di pesantren. Bagi anak yang pernah menonton film, yang dia saksikan tentang pesantren sebagai tempat pelarian bagi anak anak yang gagal, brandal, nakal, bahkan sebagai pembuangan dari kedua orang tuanya. Anak yang dipondokkan, sebagian anak menganggapnya sebagai anak yang dititipkan oleh orang tuanya, sebab perbuatannya yang tidak disukai oleh orang tuanya.

Ada lagi pesantren yang betul dirindukan oleh seseorang, berdasarkan kuatnya mindset dari kedua orang tuanya, nak nanti jika kamu pengen mandiri dan jadi orang yang berguna bagi agama dan bangsa, akan lebih baik setelah ini kamu, jauh dari ayah dan bunda dan tinggal di pesantren, di sana kamu akan menerima segudang ilmu yang tidak bisa ayah bunda berikan padamu, kamu akan dilatih dan dibina di sana, Ayah dan bunda dulu juga pernah belajar di pesantren, sehingga dalam tubuh anak sudah mengalir mindset, indahnya di pesantren.

Kehidupan di pesantren, susah senang, tergantung dengan pola pikir dari awal menginjakkan kaki di sana. Apa target yang akan dicari semuanya bergantung pada pribadi yang akan menjalaninya. Sebagaimana firman Allah dalam hadis qudsi-Nya, “Aku bagaimana persangkakan hamba-Ku.”

Allah saja memberikan gambaran, segala sesuatu berdasarkan dari prasangka kita terhadap-Nya. Jika kita memandang Allah itu baik, maka Dia akan baik, jika ada anggapan Allah itu Maha pengasih, maka Maha kasih-Nya akan didapat. Demikian juga tinggal di pesantren, sejauh mana kita menikmati kehidupan di sana, dan sejauh mana pula kita memandang kenyamanan di pesantren, semua itu akan kita nikmati.

Hidup jauh dari kedua orang tua bikin hati gundah gulana. Banyak keiginan yang tidak terpenuhi. Biasanya bersama kedua orang, apapun yang diinginkan akan mudah diperoleh. Bahkan ada kebutuhan yang tak terduga datang secara tiba tiba. Secara cepat saji akan datang. Jauh berbeda dengan hidup mandiri. Apalagi tinggal mondok menjadi santri di bawah kendali pembina dan manajeman dari pimpinan pesantren itu sendiri. Manajeman pimpinan pesantren sangat penentu akan kemandirian santri dalam mencapai apa yang dicita-citakannya.

Seorang santri yang sudah resmi mondok di sebuah pesantren, kehidupan mereka jauh berbeda dengan yang berada di rumah. Semua yang dilakukan berdasarkan aturan yang sudah diberlakukan. Awalnya kegiatan itu sebuah paksaan. Bahkan membuat hati jengkel dan kesal. Namun lama kelamaan membuat diri terbiasa. Bahkan ngangenin jika jauh dari sana. Beberapa pengalaman yang tidak bisa dilupakan sampai hari ini, berupa peraturan yang sudah baku yang tumbuh menjadi karakter tersendiri .

Kegiatan Rutin yang wajib dilakukan oleh seorang santri :

Pertama kegiatan melakukan salat lima waktu. Bukan hanya salat wajib saja, sebelum waktu salat dan sesudah salat, kita juga dipaksa untuk selalu di sana. Bahkan menjadi imam salat pun secara bergantian. Juga ketika membaca zikir sesudah salat. Setelah itu, kultum sebelum salat atau sesudah salat, semua rentetan ibadah ini menjadi kewajiban yang wajib dilaksanakan.

Siapa saja yang melanggar akan mendapat iqab yang berat dari Pembina. Bahkan iqabnya sungguh mengerikan, ada yang dikurung di kamar mandi dan WC. Bukan hanya dikurung, malah diminta untuk membersihkan WC. Aroma kamar mandi dan WC yang tidak bersahabat kadang terlihat menjijikkan. Namun, jika dikerjakan dengan cepat dan tepat waktu, aroma yang tidak sedap itu perlahan akan hilang.

Kedua tahajud berjamaah. Tahajud berjamaah ini diadakan dua kali dalam seminggu. Tujuannya untuk pembiasaan santri mengerjakan salat malam. Setiap santri wajib mengikuti kegiatan ini. Jika ada yang enggan bangun di malam itu, dengan tiba tiba “air hujan” akan turun dari arah mana saja. Hujan yang begitu dahsyat, satu ember akan melayang di tempat tidurnya, terciptalah kolam renang sederhana. Esok paginya pun, akan mendapat tempat tinggal istimewa di kamar mandi lagi.

Ketiga, kegiatan JUMPABERLIAN (Jumat pagi bersih lingkungan). Dalam jumpa berlian ini, masing-masing santri harus bekerja. Lokasi kerja yang selalu digilir. Ada yang bertugas di dalam asrama, dapur kebun, termasuk bagian kamar mandi dan wc. Santri yang mendapat bagian kamar mandi inilah yang selalu bikin mereka ke luar. Di sana selalu dengan wajah yang ngomel dan sebel.

Namun pembina asrama yang bijak selalu memberi pengertian orang yang bekerja di bagian kamar mandi akan bikin dia mencintai kebersihan dan tahu akan hakikat kebersihan itu. Orang yang merasa jijik dengan aroma yang tidak sedap, secara spontan dia akan berjuang membasminya. Jauh berbeda dengan orang yang tidak suka dengan bau tidak sedap namun tetap menikmatinya.

“Jika kalian jijik dengan aroma itu, maka segeralah untuk membersihkannya,” demikian kata pembina. Akhirnya santri lambat laun menerima dengan ikhlas bagian kamar mandi tersebut, bahkan setiap hari ada piket yang memperhatikan kamar mandi. Kebiasaan ini membuat santri terbiasa ketika sudah berada berkumpul lagi dengan kedua orang tua, kebiasaan jumpa berlian tesebut sudah menjadi darah daging bagi seorang santri, bahkan bila di rumah yang menjadi titik perhatian adalah kamar mandi, di samping tempat yang lainnya,

Keempat, kemah dakwah. Kemah dakwah yang diadakan satu kali dalam semester dalam rangka menerapkan kemandirian dan kebersamaan serta cara bermasayarakat di tubuh santri. Di sana santri dilatih memasak pada siang hari dengan berbagai menu masakan secara bergantian. Santri diajarkan menjadi pemimpin dan mengolah sebuah organisasi. Santri juga dilatih untuk terjun ke masyarakat dalam bentuk dakwah pada malam hari di masjid dan musala di sekitarnya. Kegiatan ini diakukan dalam rangka menilai sejauh mana kematangan santri memahami setiap ilmu yang diberikan serta melihat kematangan mereka pada kecerdasan spiritual, intelengsi dan emosionalnya. Setiap kemah akan dipandu oleh seorang pembina dan pelatih.

Kegiatan kemah dakwah inilah yang amat dirindukan oleh setiap santri. Mereka akan bebas berkreasi dan berinovasi. Selain mendapatkan banyak ilmu, mereka juga akan berlomba membawa berbagai reward. Hadiah sebagai wujud keberhasilan mereka selama lima belas hari. Kegiatan Ini dilakukan ketika selesai ujian semester. Ketika para ustad dan ustazah sedang mengolah nilai, santri mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan kemah dakwah di bawah komando wakil bidang kesiswaan. Di pengujung acara, pada hari kelima belas santri akan menerima RAPOR dan segudang keberhasilan selama kemah dakwah. Hati senang dan riang, rasa kebersamaan tumbuh dan kemandirian datang.

Semua pengalaman manis dan pahit menjadi santri pada awalnya secara terpaksa lama kelamaan, menjadi kebiasaan dan terbawa sampai hari ini. Sesibuk apa pun pekerjaan dan tugas yang dikerjakan namun bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Semua itu berkat berani mondok jadi santri.

Apakah anda memiliki pengalaman nyantri di Pondok Pesantren? atau memiliki putra-putri lulusan Pondok Pesantren? alangkah baiknya pengalaman anda dituliskan di sini agar makin banyak yang membaca, memahami syukur-syukur mengantarkan putra-putrinya mondok di Pesantren.

Kota Surabaya, 13 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun