Bagi anda yang mempunyai anak yang sudah waktunya bersekolah, ada baiknya anda mengirimkan anak Anda di pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren, karena di samping lengkap mulai dari tingkat rendah TK sampai di Perguruan Tinggi ada di Pondok Pesantren.
Pendidikan di pesantren identik dengan pendidikan karakter. Pesantren selalu menerapkan pendidikan karakter. Sejak awal masuk seluruh santri (sebutan orang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren) harus sudah mulai meninggalkan segala bentuk kebiasaan di daerah asalnya. Mereka harus bisa mandiri. Yang biasanya hidup dilayani emak atau bunda sekarang tidak lagi. Yang biasanya selalu santai sekarang harus tertib dan disiplin. Karena santri tinggal di pesantren.
Manfaat Pendidikan Pesantren dalam bidang Pendidikan Karakter
1. Pesantren Mengajarkan Kemandirian
Santri harus bisa mengatur diri sendiri. Kalau biasanya bangun pagi harus dibangunkan emak, sekarang jangankan bangun pagi, bangun malampun harus sudah terbiasa. Hal ini mengingat salat malam salah satu kegiatan rutinitas para santri. Dilanjutkan salat subuh. Bagi yang tidak terbiasa tentunya sangat berat.
Segala perlengkapan pribadi seperti baju, alat mandi, alat tulis dan sebagainya harus disiapkan sendiri. Santri harus mampu mengatasi segala permasalahan yang terjadi pada dirinya. Misalnya bajunya kotor, sandalnya hilang, sabunnya habis maka sekarang mereka harus mampu mengatasi sendiri.Â
Beda sewaktu berkumpul dengan keluarga. Tinggal tanya dan minta maka semuanya akan tersedia di depan mata. Karen aorang tua dalam hal ini ayah dan ibu tidak akan tega jika anaknya mengalami kesulitan. Semua kebutuhan anak selalu disiapkan oleh bundanya atau orang tuanya. Tetapi sejak santri hidup di pondok semua jadi berubah. Inilah yang namanya berlatih kemandirian.
2. Pesantren Mengajar Hidup Hemat
Di Pesantren, santri harus bisa hidup hemat bahkan membiasakan hidup hemat. Biasanya santri dibekali uang oleh orang tuanya untuk membeli bahan kebutuhan hidup selama hidup di pondok. Atau dibekali bahan kebutuhan hidup di pondok seperti beras, perlengkapan mandi dan lainnya.Â
Dalam penggunaannya santri tidak boleh seenaknya dia harus belajar me-manage keuangan dan bahan-bahan keperluan hidup. Sebab tidak mungkin setiap saat orang tua bisa mengirim uang atau bahan kebutuhan hidup. Kadang-kadang terkendala kondisi seperti susahnya komunikasi karena letak pesantren yang cukup jauh, atau orang tua belum memiliki dana sehingga belum bisa kirim uang atau bekal.
3. Pesantren Mengajarkan Hidup Sederhana
Pada era millenial ini, teknologi berkembang sangat pesat. Penggunaan laptop, HP dan peralatan elektronik lain sudah bukan hal yang istimewa. Setiap anak tentu bisa dan terbiasa menggunakan laptop, HP dsb. Tetapi hal itu tidak berlaku di pesantren. Para santri tidak boleh menggunakan HP seenaknya. Penggunaan HP ada aturan yang ketat. Meski di pesanten modern sekali pun.
Dalam hal makan juga demikian. Menu makanan yang disajikan sama tidak ada perbedaan antara satu dengan lainnya. Santri harus menerima apa adanya, tidak bisa memilih atau menolaknya. Menu makanan yang ada harus dinikmati tidak ada menu lain. Inilah penerapan hidup sederhana dan sabar.
Cara berpakaian juga sama yaitu dengan mengenakan baju koko dan sarung untuk laki-laki, sedangkan santriwati mengenakan jubah dan berkerudung atau berjilbab.
4. Pesantren Mengajarkan Adaptasi dan sosial
Di Pesantren, santri berasal dari berbagai daerah bahkan ada yang dari luar negeri. Tentu karakter dan budaya mereka berbeda-beda. Sebagai contoh bahasa. Bahasa mereka tentu berbeda tetapi mereka tetap dituntut hidup rukun. Mereka harus bisa beradaptasi di daerah yang baru yang tentunya berbeda dengan daerah asalnya. Inilah yang patut diteladani.
Di pesantren, dalam keseharian semua santri melakukan aktivitas bersama-sama. Mulai dari makan, belajar, tidur mandi mereka melakukan bersama-sama. Ini melatih kebersamaan dan kesabaran, serta jiwa sosial.
5. Pesantren Melatih Spirit, Kerja Keras, dan Keikhlasan.
Pesantren menerapkan peraturan yang ketat terutama dalam manajemen waktu. Rutinitas belajar, mengaji, menghafal Al-Qur'an, memahami kitab kuning, dsb. Semua aktivitas dilakukan dengan disiplin dan tertib dengan mengesampingkan rasa jenuh.Â
Di pesantren para santri dididik bekerja/belajar keras dan menghargai waktu. Dengan demikian santri akan hidup disiplin. Karena apabila tidak disiplin maka akan tertinggal dengan temannya dalam menuntut ilmu. Apabila melakukan kesalahan santri akan mendapat hukuman biasanya hukumannya bersifat mendidik seperti menambah hafalan Al-Qur'an dan ini harus diterima dengan ikhlas.
6. Pesantren Memadukan Ilmu Agama dan Ilmu Dunia
Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi ilmu dunia juga. Banyak pesantren yang juga menyediakan pendidikan formal, mulai dari paud sampai perguruan tinggi. Jadi pesantren sekaligus lembaga sekolah atau madrasah. Dengan demikian pesantren juga mengajarkan mata pelajaran umum bahkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Mandarin. Kegiatan ekstrakurikuler juga diajarkan terutama bela diri seperti pencak silat.
7. Pesantren Mengajarkan Entrepreneur
Selain menimba ilmu, di pesantren juga diajarkan berwirausaha. Yang sekarang diistilahkan santripreneurship. Berbagai bidang usaha diajarkan misalnya pertanian/bercocok tanam, beternak, olah makanan, toserba, konveksi dan sebagainya. Bahkan banyak pesantren yang sudah memiliki kafe, minimarket, dan usaha persewaan gedung, serta perusahaan transportasi daring. Banyak pesantren yang mengajari santrinya untuk berkarya atau menghasilkan produk.Â
Sekarang banyak kita jumpai di pasaran hasil kreativitas dan tangan-tangan terampil para santri.
Sebenarnya berwirausaha bukan suatu hal yang baru. Sejak dulu santri juga diajari berkebun, bercocok tanam dan hasilnya dikonsumsi bahkan dijual ke masyarakat. Karena pada dasarkan bercocok tanam adalah aktualisasi dari pendidikan agama. Dengan demikian produk pesantren tidak hanya mencetak guru ngaji, atau kiai tetapi juga bisa mencetak enterpreneur Islami.
8. Pesantren Andil dalam Mewujudkan dan Mempertahankan NKRI
Kita tidak menutup mata bahwa pesantren juga ikut berkontribusi dalam mendirikan dan memajukan negara. Sejarah membuktikan bahwa para santri, ulama dan kiai turut bertempur dalam merebut Kemerdekaan Indonesia dan mempertahankan NKRI. Mereka turut bertempur di medan laga. Hanya mengenakan baju atau kaus dan sarung para santri angkat senjata, berjuang di garda depan. Semangat juang atau bela negara inilah yang perlu kita teladani dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.
Dengan paparan pendidikan yang ada di pesanren di atas, maka pesantren sangat berperan dalam mencetak generasi yang unggul, berakhlaqul karimah dan siap memenangkan persaingan di era globalisasi.
Bagaimana menurut pendapat Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H