Apalagi pengaruh Cak Imin di kalangan aktivis dan warga Nahdhiyin cukup besar. Ini menjadi power tersendiri untuk mendongkrak basis suara di masyarakat luas. Bahkan yang paling dominan adalah Cak Imin merupakan Ketua Umum Partai, minimal tiket kendaraan sudah ada dan siap tempur.
Sedangkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), memiliki trah dan basis di masyarakat berkat nama besar Ayahnya, yakni Presiden Republik Indonesia (RI) Ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Nama AHY muncul saat pertarungan Pilkada DKI.Â
Dengan begitu tegas dan kesatria AHY mengundurkan diri dari Militer, untuk melanjutkan perjuangan yang lebih besar, lewat Partai Politik. Sosok muda yang penuh dengan talenta dan energik. Apalagi sekarang AHY sering turun ke daerah, mendengarkan aspirasi rakyat secara langsung.
Hari ke hari, Nama AHY kian naik menjadi salah satu pemuda yang mampu menjadi pemimpin di negeri ini. Meskipun saat Pilkada DKI, AHY kalah dari pasangan Anies- Sandi, Namun nama AHY terus berkibar di seluruh nusantara. Sehingga ini menjadi modal kuat bagi AHY untuk berkompetisi kembali di Pilpres 2019.Â
Apalagi AHY memiliki jiwa patriotisme yang tinggi, dengan terlatih di medan pertempuran untuk menjaga sang saka Merah Putih agar terus berkibar selama-lamanya. Pengalaman di Militer inilah yang melengkapi kepemimpinan ya kedepan, stabilitas keamanan menjadi tiang tinggi sebuah negara.
Prestasi AHY pun segudang saat menjadi angkatan militer Indoensia, banyak gelar yang diraihnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Ditambah lagi saat ini AHY menjadi Direktur Yudhoyono Institute dan Ketua Kogasma Partai Demokrat, bisa dipastikan ini adalah power fullnya. Â Oleh karenanya AHY bisa menjadi alternatif pemimpin negeri ini menemani Cak Imin.
Cak Imin dan AHY merupakan calon alternatif yang saling melengkapi. Keduanya masih muda karismatik dan memiliki basis di masyarakat. Keduanya dekat dengan masyarakat, sebab hari ini pemerintah kedepan harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Keduanya memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dalam merawat kebihinekaan dan menjaga NKRI dari berbagai serangan dan rong-rongan kelompok tertentu.Â
Keduanya juga sosok yang religius dan briliant pemikiranya. Sehingga bila dipadukan, ini akan menjadi jawaban Indonesia bahwa Pemuda zaman now harus mampu menjadi pemimpin negeri ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI