Â
Ibunya menatap Titi dalam-dalam, hatinya tidak kuasa melihat beban yang sedang ditanggung anaknya itu seraya berkata.
"Titi anakku kamu adalah segalanya bagi Ibu, kebahagian kamu adalah kebahagiaan Ibu dan begitupun sebaliknya sayang, katakan saja apa yang harus Ibu lakukan..?"Â
"terimakasih bu..!. Titi ingin ibu mengatakan yang sebenarnya pada Uwa' dan Bibi...!, apapun keputusan mereka berdua, Titi siap menjalaninya meski harus meninggalkan Rama"Â
Dipeluknya Titi erat-erat oleh Ibunya, ia tidak kuasa untuk memenuhi keinginan anaknya ini, ia tau benar watak Uwa dan bibinya Titi, bak buah simalakama ; dimakan pahit tidak dimakan lapar.
"kamu benar-benar sudah siap dengan apapun keputusan Uwa dan Bibimu Nak?"Â
"iya Bu... Titi harus penuhi janji Titi, Titi harus bahagiain Ibu, Uwa' dan Bibi, Titi janji tidak akan egois Bu..."Â
"tentang Rama..?"Â
"iya Bu, mungkin ini sudah digariskan oleh yang kuasa, Titi memang tidak bisa membohongi perasaan cinta dan sayang Titi pada Rama, namun Titi harus memenuhi janji Titi"Â
Ketika mereka sedang membicarakan hal itu,
mereka       dikejutkan    dengan       kehadiran     Rama,