Mohon tunggu...
Ahmad Subandi
Ahmad Subandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 6. Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manisan Pepaya Versi Baru KKN-T UPI sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Desa Banjarejo Kecamatan Puring

13 Agustus 2022   18:15 Diperbarui: 13 Agustus 2022   18:54 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manisan Pepaya Versi Baru

KKN-T Universitas Pendidikan Indonesia

Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Desa Banjarejo Kecamatan Puring

Desa Banjarejo  adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini terdiri dari 10 pedukuhan yang terbagi menjadi 16 RT. Desa Banjarejo berjarak 2 Km dari pusat kecamatan dan 24 Km dari pusat Kabupaten Kebumen. Desa Banjarejo merupakan desa yang ramai karena dibelah oleh jalan alternatif selatan Pulau Jawa yaitu Jalan Daendels yang menghubungkan Cilacap-Kebumen-Purworejo-Yogyakarta.

Desa Banjarejo memiliki 4417 penduduk yang terbagi menjadi 2238 laki-laki dan 2179 perempuan. Dari jumlah penduduk yang banyak tersebut, mayoritas warga desa bekerja sebagai petani. Hampir semua warga desa memiliki ladang dan persawahan. Banyak warga desa Banjarejo yang menanam pepaya di ladangnya. Pepaya adalah tumbuhan yang diperkirakan berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. 

Pepaya kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Pepaya memiliki manfaat yang banyak karena pepaya banyak mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, pepaya juga memperlancar pencernaan bagi yang sulit buang air besar. 

Getah buah pepaya juga tergolong mahal karena getah pepaya bisa diolah menjadi tepung papain yang berguna bagi kebutuhan rumah tangga dan industri. Pada pengobatan herbal pepaya dapat mencegah kanker, sembelit, dan kesehatan mata.

Selain menjadi petani pepaya, terdapat juga beberapa warga yang menjadi pengepul pepaya. Pengepul biasanya membeli kepada para petani dalam keadaan pepaya belum matang. Biasanya pengepul menjual pepaya yang belum matang tersebut untuk dijual ke luar kota seperti Bandung dan Jakarta. 

Dari pengiriman luar kota, masih banyak barang yang belum tersalurkan sehingga sering petani menjual buahnya dengan harga yang murah. Dengan begitu para petani Desa Banjarejo belum bisa memanfaatkan pepaya dengan maksimal sehingga warga  khususnya para petani pepaya mengalami kerugian, padahal buah pepaya sebenarnya bisa diolah menjadi berbagai macam olahan makanan.

Melihat keadaan tersebut, pada tanggal 9 Agustus, mahasiswa KKN-T Universitas Pendidikan Indonesia(UPI) mempunyai inovasi untuk melakukan sosialisasi mengenai cara berwirausaha dan praktik membuat manisan pepaya versi baru. Ahmad Subandi yang merupakan salah satu mahasiswa dari UPI tersebut memanfaatkan pepaya sebagai bahan untuk membuat produk yang menghasilkan sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Banjarejo. 

Jadi, apabila warga bingung dan harga pepaya sedang turun, masyarakat bisa memanfaatkan buah pepaya menjadi produk makanan seperti manisan buah. “Pepaya adalah salah satu produk makanan yang sangat diminati oleh alangan masyarakat di Indonesia. Saya memanfaatkan pepaya karena di desa ini banyak yang menanam tanaman pepaya, namun belum bisa memanfaatkan secara maksimal. 

Warga hanya memanfaatkan buah pepaya untuk dijual langsung, padahal buah tersebut bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk makanan yang menghasilkan seperti manisan buah. 

Manisan yang saya buat adalah manisan versi baru yang bentuknya hampir seperti dodol”, kata Ahmad. Target yang diharapkan dari sosialisasi program tersebut yaitu bisa mendapatkan peningkatan keuntungan dari pemanfaatan buah pepaya selain dijual kepada pengepul.

Acara sosialisasi kewirausahaan tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Desa  Banjarejo karena bisa menginspirasi masyarakat agar lebih aktif, kreatif, dan bisa memanfaatkan sumber  daya yang tersedia di sekitar. 

“Produk manisan pepaya ini sangat bagus karena memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia di sekitar kita. Pembuatan manisan pepaya versi ini juga sangat mudah dan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, sehingga sangat cocok bagi warga Desa Banjarejo. Selain itu, banyak bahan yang bisa kita buat untuk produk-produk manisan yang bahannya sebenarnya sudah ada di sekitar kita seperti nangka dan belimbing”, kata Pak Kades. “Selain manisan, saya ada rencana untuk membuat asinan dari salak dan sukun yang nantinya akan ada pelatihan untuk masyarakat agar ekonomi masyarakat juga meningkat”, tambahnya.

Dari program sosialisasi kewirausahaan tersebut, warga Desa Banjarejo merasa senang dan ingin mencoba untuk membuat produk tersebut karena mudah, murah, dan bahan terjangkau. 

Untuk kedepannya akan dikembangkan produksi manisan tersebut agar masyarakat sejahtera dan bisa mengurangi tingkat kemiskinan di Desa Banjarejo sesuai dengan tema KKN-T yang ditentukan yaitu desa tanpa kemiskinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun