Mohon tunggu...
Achmad Ghiyats Setiawan
Achmad Ghiyats Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia

Seni, Memasak, Travelling, Pendidikan, dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Tradisi Ke Inovasi: Peran Orangtua dalam Mengajarkan PAI di Zaman yang Berbeda

20 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:11 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun teknologi menawarkan banyak peluang untuk mendukung pembelajaran agama, orang tua dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Salah satu tantangan terbesar adalah mengontrol penggunaan teknologi itu sendiri. Tidak semua konten yang tersedia di internet cocok untuk anak-anak, sehingga orang tua harus cermat dalam memilih media pembelajaran.

Selain itu, tidak semua orang tua melek teknologi, terutama generasi yang lebih tua. Mereka mungkin merasa kesulitan mengikuti perkembangan teknologi sehingga tidak bisa mendampingi anak-anak mereka dengan baik dalam penggunaan teknologi untuk belajar agama. Meningkatkan literasi digital orang tua menjadi penting agar teknologi bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Tantangan lain adalah memastikan bahwa pendidikan agama tetap memiliki sentuhan personal. Teknologi memang memudahkan akses belajar, tetapi peran orang tua sebagai pendidik utama tetap tak tergantikan. Anak-anak tetap membutuhkan bimbingan langsung dalam menanamkan nilai-nilai etika dan akhlak yang baik, sesuatu yang hanya bisa diperoleh dari interaksi langsung dengan orang tua.

  • Orang Tua Sebagai Penghubung Tradisi dan Inovasi

Di tengah tantangan era digital, orang tua harus menjadi penghubung antara tradisi dan inovasi dalam mendidik anak-anak. Mereka bisa memadukan metode tradisional dengan teknologi modern untuk menciptakan pendidikan agama yang relevan. Misalnya, mereka tetap bisa bercerita tentang kisah nabi secara lisan, sekaligus memanfaatkan video atau aplikasi digital sebagai pendukung pembelajaran.

Dengan mengombinasikan kedua pendekatan ini, anak-anak akan mendapatkan pendidikan agama yang lebih lengkap, baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman. Selain itu, orang tua bisa menggunakan teknologi untuk memfasilitasi diskusi agama di rumah. Setelah menonton video atau menggunakan aplikasi pembelajaran, anak-anak bisa diajak berdiskusi, memperkuat pemahaman mereka tentang ajaran agama.

  • Kesimpulan

Peran orang tua dalam mengajarkan PAI telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dari metode tradisional yang kental dengan nilai-nilai lisan, hingga penggunaan teknologi digital yang interaktif. Meskipun tantangan di era digital cukup besar, orang tua tetap memegang peran penting dalam menjembatani tradisi dan inovasi. Dengan memadukan cara-cara tradisional dan teknologi modern, pendidikan agama bisa menjadi lebih relevan dan efektif bagi anak-anak di zaman sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun