Mohon tunggu...
Achmad Ghiyats Setiawan
Achmad Ghiyats Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia

Seni, Memasak, Travelling, Pendidikan, dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Tradisi Ke Inovasi: Peran Orangtua dalam Mengajarkan PAI di Zaman yang Berbeda

20 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran orang tua dalam mendidik anak, terutama dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), selalu menjadi hal yang penting. Seiring perkembangan zaman, perbedaan antara pendekatan orang tua dulu dan sekarang dalam mengajarkan agama menjadi semakin jelas. Jika dulu pembelajaran agama sangat erat dengan tradisi, kini harus beriringan dengan inovasi teknologi yang berkembang pesat. Artikel ini akan membahas bagaimana peran orang tua dalam mengajarkan PAI telah berubah dari masa ke masa, serta tantangan dan peluang di era modern.

Peran orang tua dalam mendidik anak, khususnya dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter religius dan moral anak. Dari masa ke masa, orang tua selalu berperan sebagai guru pertama yang mengajarkan nilai-nilai agama serta etika yang baik. Namun, dengan berkembangnya zaman, cara mendidik ini mengalami perubahan yang cukup signifikan. Jika di masa lalu pendidikan agama lebih berakar pada tradisi lisan dan kegiatan langsung seperti belajar mengaji di rumah, sekarang orang tua menghadapi tantangan baru dengan kehadiran teknologi yang mengubah cara anak-anak belajar, termasuk dalam hal agama.

Dulu, orang tua sering menggunakan metode pembelajaran yang sederhana namun efektif. Pendidikan agama diajarkan melalui rutinitas harian seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an bersama, atau mendongeng kisah para nabi sebagai cara menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, interaksi langsung antara orang tua dan anak memegang peranan penting dalam membentuk pemahaman agama yang mendalam. Anak-anak tidak hanya belajar dari apa yang disampaikan, tetapi juga dari contoh yang diperlihatkan oleh orang tua. Metode ini menciptakan pengalaman belajar yang personal dan penuh nilai emosional.

Di zaman modern, pendekatan seperti ini semakin jarang diterapkan secara konsisten karena berbagai alasan, seperti keterbatasan waktu orang tua akibat kesibukan pekerjaan atau kurangnya pemahaman tentang teknologi. Kini, banyak orang tua yang beralih ke teknologi untuk membantu mereka mengajarkan PAI kepada anak-anak mereka. Aplikasi pengajaran Al-Qur'an, video pembelajaran agama di YouTube, serta platform online lainnya sering digunakan sebagai alternatif. Meskipun teknologi menawarkan banyak kemudahan, hal ini juga menghadirkan tantangan dalam menjaga kualitas interaksi personal dan emosional yang penting dalam pembelajaran agama.

Pesatnya perkembangan teknologi juga menuntut orang tua untuk lebih adaptif dan bijak dalam mendampingi anak-anak dalam menggunakan media digital. Orang tua perlu memiliki kemampuan literasi digital agar mereka dapat memilih konten yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan agama anak. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang positif dalam pembelajaran PAI tanpa mengurangi esensi nilai-nilai agama yang harus diajarkan melalui teladan dan komunikasi langsung. Tantangan ini menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara pendekatan tradisional dan inovasi dalam pendidikan agama oleh orang tua di era modern.

  • Pendidikan Agama Islam Dulu: Nilai Tradisi yang Mendalam

Dulu, pendidikan agama dalam keluarga sangat kuat, dengan peran utama orang tua sebagai guru pertama yang memperkenalkan anak pada ajaran Islam. Pendidikan biasanya dimulai di rumah, melalui pendekatan lisan dan pengalaman langsung. Misalnya, orang tua mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur'an, adab sehari-hari, serta kewajiban-kewajiban agama seperti salat dan puasa.

Saat itu, media yang digunakan bersifat sederhana dan langsung, seperti nasihat lisan, cerita keagamaan, atau bacaan dari kitab. Orang tua sering membawa anak ke masjid atau majelis taklim untuk memperdalam pengetahuan agama. Cara ini efektif karena ada kedekatan emosional antara anak dan orang tua, yang membuat ajaran agama lebih mudah diterima dan dihayati.

Namun, dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial, metode ini tidak lagi mencukupi untuk menghadapi kebutuhan generasi saat ini. Orang tua di zaman sekarang harus menghadapi realitas baru, di mana anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi dengan teknologi.

  • Pendidikan Agama di Era Modern: Inovasi dalam Pembelajaran PAI

Perkembangan sosial dan teknologi telah mengubah cara orang tua mendidik anak dalam hal agama. Generasi Z dan Alpha tumbuh di era digital, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Akses informasi melalui internet dan media sosial sangat cepat, sehingga cara mereka belajar, termasuk dalam mempelajari agama, juga berbeda.

Orang tua masa kini harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ini dan memanfaatkan teknologi untuk mengajarkan agama. Jika dulu mereka bisa mengandalkan metode lisan, sekarang mereka bisa menggunakan aplikasi dan platform digital. Ada berbagai aplikasi seperti Muslim Pro, Tajweed Made Easy, atau platform online seperti YouTube dan Instagram yang menyediakan konten islami interaktif. Teknologi ini membantu anak-anak belajar agama dengan cara yang lebih menarik dan visual.

Salah satu inovasi terbesar dalam pembelajaran PAI saat ini adalah penggunaan aplikasi edukatif dan media digital. Aplikasi tersebut membuat pembelajaran agama lebih interaktif, sehingga anak-anak bisa mempelajari agama dengan cara yang lebih menyenangkan.

  • Tantangan Menghadapi Era Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun