Saya memperhatikan bahwa tempat tinggal guru Suhirno di Sleman dalam kota. Selama di jalan raya yang cukup dekat dengan rumah guru Suhirno, saya melihat ruko dan bangunan lain dengan ukuran besar-besar dan terdapat juga hotel dan sejenisnya.
Kurang dari satu jaman, saya dan rekan-rekan sampai di Stasiun Kereta Api Lempuyangan. Setelah masuk di stasiun, rekan saya Lalu Linggar Satriawan segera menuju ke loket pembelian tiket.Â
Setelah banyak bertanya, dia akhirnya disarankan membeli tiket secara online. Akhirnya waktu itu tiket perjalanan dari Yogyakarta menuju Surabaya dibeli secara online.Â
Sambil melanjutkan perjalanan menuju Malioboro, salah seorang teman segera memesan tiket secara online. Adapun pembayarannya ditalangi oleh guru Ahmad Rudi Afandi.
Hampir satu jaman di atas kendaraan, saya dan rombongan tiba di pusat perbelajaan Malioboro. Saya dan rekan-rekan segera turun dari kendaraan untuk membeli oleh-oleh khas Yogyakarta. Sungguh suasana saat itu seakan tidak terjadi pandemic Covid-19.Â
Di pusat perbelanjaan Malioboro pengunjung dari berbagai daerah tumpah ruah. Penggunaan masker dan jarak seakan diabaikan pengunjung. Namun demikian sebagai orang yang sedang dalam perjalanan jauh, saya selalu taat prokes.
Selama di Malioboro, saya dan rekan-rekan berpisah satu sama lainnya dan terkadang bertemu kembali. Jaman sekarang ini, berpisah di tempat yang masih asing tidaklah membuat saya khawatir selama bisa berkomunikasi lewat handpone. Pada kesempatan itu WAG menjadi andalan dalam berkomunikasi.
Selama berkeliling di Malioboro, saya menyempatkan diri untuk membeli beberapa potong pakaian. Pakaian yang saya beli mulai dari baju batik, mukena, daster, pakaian anak, dan tentunya kue khas Yogyakarta yaitu Yangko.Â
Secara kebetulan saat berbelanja di tengah-tengah stand penjualan pakaian, saya menemukan blankon khas Yogya. Tanpa malu-malu saya mengambil blankon itu dan memasangnya di kepala. Setelah terpasang dengan rapi, saya segera berselfi sebagai kenang-kenangan dkemudian hari.
Setalah waktu menunjukkan pukul sepuluh lebih, kegiatan berbelanja pun diakhiri. Saya dan rombongan segera meluncur ke pusat oleh-oleh yang menyediakan kue khas Yogyakarta.Â
Di sana saya dan rekan-rekan membeli kue Pathok dan kue lainnya. Setelah selesai berbelanja perjalanan dilanjutkan ke Magelang di mana Candi Borobudur berdiri. Candi Borobudur adalah tujuan akhir saya selama berada di Yogyakarta karena setelah itu harus pulang kampung.