Setalah selesai ngopi dan makan gorengan, saya dan rekan-rekan masih saja bersenda gurau sambil menceritakan pengalaman yang belum sempat diceritakan selama di perjalanan dari Lombok-Surabaya dan kelucuan-kelucuan yang terjadi selama mengikuti pelatihan di Kota Malang.Â
Salah satu cerita yang menarik adalah seorang rekan yang jauh-jauh ke Kota Malang pergi ke Alfamart beli tusuk gigi. Selain itu cerita dari saya yang jauh-jauh ke Kota Batu bukannya membeli nasi yang khas di sana, malah hanya membeli nasi goreng yang sudah biasa dimakan di Lombok. Dan banyak lagi kisah-kisah lainnya. Seakan malam itu saya dan rekan-rekan tidak lelah padahal sudah melakukan perjalanan yang sangat jauh.
Akhirnya karena sudah tengah malam, lampu ruangan pun dimatikan dan saatnya untuk tidur malam. Selama tidur malam, ada saja teman yang jahil. Suara dengkuran rekan menjadi bahannya. Saya tidak ketinggalan, secara diam-diam saya merekam suara dengkuran teman saya yang bernama Arif. Sungguh malam itu terasa singkat sekali.Â
Dengan jelas khas daerah  sana, terdengar suara adzan di masjid. Saya dan rekan-rekan bergegas bangun dan segera pergi ke masjid. Maklum saja masjid sangat dekat dengan rumah tempat saya menginap. Jaraknya hanya sekitar 10 meteran atau hanya dibatasi oleh halaman rumah saja. Saya dan rekan-rekan melaksanakan sholat subuh secara berjamaah.
Selesai sholat subuh, saya dan rekan-rekan segera mandi pagi secara bergiliran. Selesai mandi tuan rumah mengeluarkan kopi seperti biasa dengan gelas besar dan tinggi dibarengi gorengan.Â
Setelah beberapa lama, sarapan pagipun disajikan. Sungguh luar biasa menunya saat itu. Selain gudeg sebagai makanan khas Yogyakarta, tersedia juga lauk ayam kampung dan lainnya.Â
Saya dan rekan-rekan segera sarapan dengan lahapnya tanpa rasa malu. Maklum saja sang guru Suhirno yang akrab dipanggil Suhu yang punya rumah sudah saya anggap seperti teman akrab sehingga rasa canggung dan malu tidak ada sama sekali.Â
Selesai sarapan pagi, saya dan rekan-rekan bersiap-siap untuk melakukan tour wisata menuju Pasar Malioboro dan Candi Borobudur. Namun sebelum pergi ke dua tempat itu, saya dan rekan-rekan harus beli tiket kereta api jurusan Yogyakarta-Surabaya untuk perjalanan pulang pada Minggu malam.
Untuk melakukan tour wisata pada hari itu, keluarga guru Suhirno yang banyak tahu tentang kondisi kampung halamannya sudah mencarikan jasa travel. Pada kesempatan itu, ada dua mobil travel yang dipesan dengan isi maksimal empat orang pun tiba.Â
Saya dan rekan-rekan segera mempersiapkan diri untuk segera naik mobil. Semua barang bawaan saya rapikan di tempat penginapan. Kemudian handpone dan tas kecil yang biasa dibawa dalam perjalanan segera saya bawa.
Setelah dianggap siap, saya dan rekan-rekan segera berangkat dengan mobil travel yang dipesan. Masing-masing mobil diisi empat orang. Suasana dalam mobil tidak sesak sehingga selama perjalanan saya bisa menikmati perjalanan dengan nyaman. Mobil mulai berjalan keluar dari tempat penginapan dan beberapa saat kemudian tiba di jalan raya.Â