Mohon tunggu...
Ahmad Sahudin
Ahmad Sahudin Mohon Tunggu... Guru - Kepala SDN 2 Sekotong Timur
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah seorang guru yang suka mengekspresikan diri dengan foto-foto dan jalan-jalan menikmati keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Itu Mudah

6 Juni 2022   21:29 Diperbarui: 6 Juni 2022   22:16 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan ke-9  Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Senin                   : 6 Juni 2022

Narasumber     : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator         : Dail Ma'ruf


Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat Malam

Salam Sejahtera untuk Kita Semua

Pada awal kegiatan, seperti biasa sang moderator memperkenalkan diri kepada peserta pelatihan. Di mana pada mala mini kegiatan pelatihan dimoderatori oleh Dail Ma'ruf yang sudah tidak asing lagi bagi peserta. Setelah memperkenalkan diri, beliau juga memperkenalkan narasumber yang akan membersamai peserta malam yaitu Prof. Dr. Ngainun Naim. 

Dalam kesempatan itu, sang Prof. akan memberikan materi yang luar biasa membuat peserta tercengang "Menulis itu Mudah".

Agenda pertemuan malam ke-9 ini seperti biasa dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama penyampaian materi dan sesi kedua tanya jawab.

Mengawali sesi pertama, sang moderator memimpin berdoa dengan membaca Surat Alfatihah bagi yang beragama Muslim dan yang non Muslim menyesuaikan.

Selesai berdoa, Dail Ma'ruf sang Moderator familiar dalam gelombang 26 ini memposting CV sang Narasumber luar biasa dalam bentuk file pdf untuk dibaca kurang lebih selama tiga menit oleh para peserta.

Narasumber mulai menyapa peserta dengan pertama kali mengucapkan salam dan tidak lupa memberi ucapan terima kasih kepada moderator atas waktu yang berikan untuk membersamai peserta pelatihan.

Sebagaimana tema malam ini "Menulis Itu Mudah?" Tentu jawabannya bisa ya  "Ya atau Tidak". Kedua jawaban itu tergantung prasyaratnya. Jika prasyaratnya terpenuhi maka, menulis itu mudah. Sebaliknya jika prasyaratnya tidak terpenuhi maka, menulis itu sulit.

Peserta menjadi penasaran "Apa saja prasyarat yang harus dipenuhi agar menulis itu mudah?"

Adapun prasyarat agar menulis itu mudah sebagai berikut.

1.   Bisa membaca

Semua orang yang ingin menulis memang bisa membaca. Buktinya semua bisa membaca, asyik berinteraksi, asyik menulis WA, dan lain sebagainya. Kita yakin bahwa kita semua bisa membaca. Namun, membaca sebagai sebuah kebiasaan itu yang harus dibiasakan. Artinya membaca itu dijadikan sebagai budaya. 

Jadi, bisa dikatakan jika ingin mudah menulis maka, mulai sekarang mari biasakan untuk membaca. Membaca itu tidak perlu lama tetapi, memabaca itu berulangkali. Setiap hari jadwalkan membaca cukup 10-15 menit. 

Setelah itu buku ditutup an direnungkan. Jika ada yang dirasa penting, dicatat walaupum hanya satu kalimat. Perlu diperhatikan, mencatat yang dimaksud bukan berarti memindah isi buku yang dibaca tetapi, menulis apa yang kita pahami dari bacaan sesuai dengan versi kita. 

Sehingga kita punya catatan dari apa yang dibaca. Sebagai contoh membaca satu bagian buku tentang Pembelajaran di Era Pandemi. Setelah membaca, merenungkan isi bagian buku yang dibaca tersebut lalu membuat kesimpulan yang original versi pembaca. Dari kumpulan kesimpulan yang ditulis bisa menjadi modal untuk membuat resensi.

2.  Praktik Menulis

Menulis itu dunia praktik. Artinya jika ingin menjadi penulis, ya harus menulis. Bagaimana agar bisa menulis? Salah satu caranya adalah mengikuti group menulis. Namun, perlu diingat mengikuti goup menulis itu bukan tujuan tetapi sebagai sebuah sarana. 

Setiap ada kegiatan apa saja, maka setelah kegiatan itu segera tulis. Jangan berpikir tulisan itu kurang bagus dan sebagainya. Dalam menulis ada momentum. Segera menulis berarti mengikat pengetahuan dan pengalaman. Semakin lama ditulis maka, pengetahuan itu akan hilang. Contoh lain, ketika menjalani sebuah perjalanan ke suatu tempat. Tulislah apa yang dilihat, dirasakan, atupun didengar selama perjalanan tersebut.

3.  Tahu apa yang ditulis.

Menulis kegiatan harian, perjalanan, dan pengalaman itu mudah karena mengalami sendiri dari apa yang dilihat, didengarkan, dan dirasakan.

4.  Nikmati proses menulis.

Apapun kalau dinikmati akan mudah. Sebaliknya kalau tidak dinikmati ya pasti akan terasa berat. Begitu juga dengan menulis. Ketika menulis nikmatilah proses menulis itu. Proses menulis dibawa santai atau enjoy.

5.  Ngemil

Dengan ngemil, ketika menulis akan mendatangkan inspirasi.

Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu Tanya jawab.

Dalam sesi ini peserta menanyakan hal-hal yang dirasa butuh penjelasan lebih detil dari sang Profesor. Adapun di antara pertanyaan peserta sebagai berikut.

P1 : Nama Lengkap  : Nur Jannah

Asal daerah                 : Jakarta

Gelombang                  : 25

Pertanyaan                  :

Saya bekerja dari jam 6.00- 16.00, manakah waktu yang paling baik

untuk menulis? Apakah pagi, siang, sore, malam atau saat libur? Supaya

bisa jaga kesehatan juga.

Jawaban                      :

Baik Bu Nur Jannah. Usahakan bangun barang setengah jam lebih pagi. Saat itu tubuh masih fresh. Setelah ibadah bisa dipakai menulis. Setengah jam itu jika dilakukan secara konsisten sudah sangat bagus. Pagi itu tubuh segar. Kalau malam, tubuh sudah capek. 

Biasanya ngantuk. Nulisnya jadi kurang fokus. Ini harus dilakukan setiap hari. Libur atau tidak, tetap nulis. Mungkin awalnya agak berat. Tapi kalau sudah terbiasa, akan enjoy. Selamat mencoba.

P2 :

Nama                           : Hurrotul mardiyah , Serang Banten

Gelombang                  : 26.

Pertanyaan                  :

Dari 5 syarat itu. Pertanyaan saya : bagaimana Menjadikan menulis itu sebagai habit dan budaya harian?

Jawaban                      :

Bu Hurrotul Mardiyah: dalam teori, semua kebiasaan diawali dengan paksaan. Misalnya, saya fasih menulis dalam bahasa Indonesia karena dipaksa oleh keadaan. Sekarang ini ketika sudah rutin dilakukan ya tidak ada paksaan lagi. Kuncinya awalnya memaksa diri, lama-lama akan terbiasa.

P3 :

Nama                           : Wiwi Yulistia

Asal                             : Bandung

Pertanyaan                  :

1. Jenis tulisan yg ditulis prof Naim tulisan nya jenis apa?

2. Apakah dialog dlm setiap tulisan harus selalu ada

P4 :

Nama               : Rumiati

Asal                 : MAN Kota Palangka Raya, Gel. 25.

Assalamualaikum Prof. Saya ingin menanyakan yang berkaiyltan dengan persyaratan menulis mudah yabg no. 5  Menulis konsisten.  Tidak sekali jadi. Harus menyicil. Bagaimana jika dicicil nanti kalimat kita tidak nyambung lagi dengan ide yg di awal.  Kemuadian bagaimana caranya menulis tidak panjang tapi bermakna

Terimakasih. Mohon pencerahannya

 Jawaban         :

Tidak apa-apa. Ini yang belum saya sampaikan. Jadi menulis itu ada satu tahap setelahnya yaitu EDIT. Nanti tulisan yang sudah selesai kita baca, cermati. di situ yang kurang nyambung kita sambung-sambungkan. Awalnya mungkin belum nyambung tapi nantinya akan tersambung. Hanya butuh proses dan kebiasaan saja.

P5 :

Assalamualaikum pak, saya Bu Elmi dari Riau

ingin bertanya pak. Apa yang melatar belakangi bapak terjun sebagai penulis.

Di video ini ada sebagian jawabannya. Jadi dulu saya nulis karena miskin. Betul-betul nggak ada duit. Sekolah hampir tidak lulus. Seiring waktu saya menulis sebagai KLANGENAN. Sebagai cara berbahagia karena bisa berbagi pengetahuan kepada orang lain.

P6 :

Sumiati .Lombok Barat

Saya sering kesulitan ketika harus menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan yang syaa rasakan dan yang syaa alami.

Pertanyaan nya: Bagaimana liat2 agar kita intens menulis walau dalam kondisi apapun. Saya juga sangat kesulitan ketika harus menulis sesuatu yang berbau ilmiah

Mohon ilmunya pak prof

Terima kasih

Jawaban : Terima kasih Bu Sumiati dari Lobar. Pertama-tama coba kelola rasa. Coba biasakan atau kalau mungkin sukai. Tidak mudah memang tetapi bisa diusahakan. Semuanya memang butuh proses. Demikian juga dengan menulis ilmiah.

P7 :

Assalamualaikum.

Nama               : Ahmad Sahudin 

Asal                 : Kab. Lombok Barat 

Pertanyaan      :

Selain lima prasyarat menulis itu mudah, apakah ada syarat agar kita konsisten dalam menulis. Kedua setiap kali saya menulis saya merasa kurang percaya diri dengan tulisan saya. Bagaimana mengatasi rasa minder yang saya alami sehingga saya lebih bergairah dalam menulis? Terima kasih Prof. wassalam

Demikian resume materi pelatihan menulis pada pertemuan ke-9 ini yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin

Wassalamualaikum wr. wb.

Salam Literasi

Ahmad Sahudin, S.Pd

Kab. Lombok Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun