Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Memelihara Burung Kicau, Menikmati Lantunan Tasbih

10 Oktober 2021   20:07 Diperbarui: 10 Oktober 2021   20:09 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih memasuki bulan ketiga saya memelihara burung kicau. Ada dua jenis: lovebird dan kutilang (cangkurileung). Awalnya keponakan saya mau beri lovebird. Saya disuruh siapkan kurungnya. Harga kurungnya luarbiasa di atas 100 ribu. 

Lantas saya cari yang bekas di facebook, tapi tidak menemukan yang murah meriah. Istri kasih kabar temannya punya kurung tidak dipakai dan mau dikasih kalau butuh. 

Saya cek ternyata kurung nomor dua dari kayu dan bambu. Saya bawa saja. Dalam perjalanan bawa kurung tiba tiba muncul keinginan untuk pelihara burung kampung yakni kutilang.Satu hari setelah bawa kurung saya cari kutilang di toko jual burung. Ada kutilang yang masih giras dengan harga 50 ribu. 

Saya beli tanpa tanya bunyi tidaknya. Saat di rumah saya masukkan kurung dan diberi makanan (pakan) voer. Langsung makan dan minum kemudian bunyi pendek-pendek. Sampai sekarang kutilang ini masih dipelihara. 

Meski belum jinak tapi bersuara meski belum rajin. Pagi, siang, dan sore bunyi dengan sekendaknya. Saat dipancing dengan youtube dan siulan cuek saja. Sekarang masuk bulan ketiga belum juga gacor. 

Tadinya mau dilepaskan saja biar hidup di alam bebas. Namun masih penasaran, sampai kapan kutilang akan gacor? Jadi, dengan sedikit sabar dipelihara terus. Pakannya sangat gampang. Pisang, gedang, voer dan air mentah.

Meski mahal harga kurung/sangkar lovebird, saya paksakan beli karena ingin juga coba punya burung lovebird. Dikasih dua ekor: jantan dan betina. Keduanya bunyi dan yang jantan galak suka gigit jari sampai berdarah saat memasukkan pakan dan air.

Menarik dan senang melihat burung-burung kicau di rumah. 

Sedikit informasi bahwa rumah di gang tempat tinggal saya ternyata pada menggantung kurung dengan burung kicauannya. Mulai dari muray, kenari, lovebird, jalak, puter, pleci, tekukur, perkutut, poksay, kutilang, branjangan, dan lainnya. Semua Itu jenis burung yang terpantau.

Setiap pagi dan sore, burung yang dimiliki tetangga sekitar rumah berkicau dengan aneka suara. Kata guru ngaji bahwa seluruh makhluk Tuhan kecuali manusia dan jin ketika mengeluarkan suara berarti sedang melakukan tasbih. 

Melakukan pujian kepada Tuhan. Dengan memilihara burung kicau di rumah berarti sedang menghidupkan suasana tasbih kepada Tuhan. 

Makin banyak burung maka penuh dengan suara tasbih. Tadinya ingin punya burung kicau selain yang sudah dimiliki. Karena biaya beli burung dan kurung (sangkar) yang mahal maka niat untuk menambah burung kicau dihentikan. Saya coba fokus pelihara lovebird dan kutilang.

Love bird yang saya miliki tadinya dua. Kini tambah satu. Ada yang datang kemudian saya tangkap. Disatukan pada satu sangkar malah berantem. Sehingga dengan terpaksa beli sangkar untuk lovebird baru. 

Sekira empat hari setelah ada love bird baru, sang jantan dihantam oleh betina yang berpostur besar. Betina tidak suka dengan jantannya. 

Karena kasihan maka cari sangkar bekas dan di Facebook ada yang jual dengan kondisi tidak bagus. Saya beli dan sang jantan menempati kurung baru. Jadi, kini burung peliharaan saya terdiri tiga lovebird dan satu kutilang. Setiap pagi dan sore saya nikmati kicauannya meski satu orang anggota keluarga di rumah saya merasa terganggu dengan kicauan burung.

Kalau memantau di facebook dan instagram kini burung kicau menjadi lahan bisnis. Karena itu, burung-burung kicau diternak hingga beranak dan kemudian dijual. Bahkan kini ada lomba-lomba adu merdu dan durasi kicau burung. 

Saya belum tertarik untuk ternak dan bisnis burung. Tempat dan waktu masih terbatas. Masih bertahan pada posisi pemelihara dan penikmat suara kicau. Tentu  sambil belajar tentang burung dan menikmati tasbih makhluk kepada Sang Khaliq. *** (ahmadsahidin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun