buku Allahyarham Jalaluddin Rakhmat, Meraih Kebahagiaan. Hanya selesai baca saja. Buku ini tebalnya 203 halaman. Tipis tapi berisi dan informatif.Saya khatam buku ini tiga kali. Kesatu dan kedua tidak saya ikat hasil bacanya. Sekarang khatam ketiga saya ikat dalam bentuk (sekadar) ulasan. Biar menjadi jejak bahwa buku Allahyarham sangat penting untuk dibaca oleh mereka yang punya minat untuk menjadi orang yang bahagia.
Kemarin selesai bacaDari substansi, buku "Meraih Kebahagiaan" ini sangat relevan dengan kondisi pandemi yang membikin stress para pekerja swasta, orang-orang dengan ekonomi kecil, orangtua dan para guru, bahkan selebritis. Mereka perlu baca buku "Meraih Kebahagiaan" ini untuk mengetahui kondisi dirinya secara kejiwaan dan mengukur kebahagiaan.
Dalam buku ini ada bagian yang menjelaskan bentuk stress dan solusi dari keadaan stress, sukses tidak selalu berbuah bahagia, dan kekayaan tidak selalu berujung bahagia.
Dengan apik dan sistematis paparan kebahagiaan, kesenangan, kesuksesan, dan perbedaan ketiganya diuraikan dengan kalimat yang mudah dicerna. Ada kisah yang membuat pembaca makin paham akan penjelasan dari setiap kupasannya. Ada cuplikan dipinggir lembaran buku sehingga memudahkan pembaca mengikat pesan dari buku ini.
Yang membuat saya suka dengan buku ini adalah ada penjelasan sekaligus menyajikan sumber teks dari agama-agama besar dunia yang menerangkan pentingnya hidup bahagia. Karena itu, tujuan agama di dunia ini untuk membuat pemeluknya bahagia lahir batin dan selamat di akhirat.
Penulisnya pun memuat teks dari kitab suci Agama Islam, Yahudi, Kristen, Budha, dan narasi dari filsafat aliran hedonisme, utilitarianisme dan pandangan filsuf Aristoteles.
Semua yang dikutip dalam buku ini, baik dari agama maupun pandangan filsuf, Â menunjukkan kebahagiaan lebih utama dari kesenangan dan tidak diukur dengan standar materi.
Selain dari disiplin ilmu filsafat dan agama, disiplin psikologi cukup dominan. Dari buku ini tampak penulisnya piawai dalam ilmu psikologi.
Buku ini terbit tahun 2004, dua kali cetak bulan September dan Oktober. Isi bukunya tiga bagian, yang seluruhnya mengcakup tujuh bab. Bagian satu berisi "bahagia adalah pilihan" meliputi supaya kalian bahagia, tujuan hidup adalah kebahagiaan, bahagiakan dirimu supaya kamu jadi orang baik.Â
Bagian dua yakni "tentang kebahagiaan" dengan pembahasan: apakah kebahagiaan itu? Mengukur kebahagiaan. Ini pandangan psikologi secara teoritis maupun praktis. Kemudian bagian tiga adalah "jebakan-jebakan kebahagiaan" dengan uraian meliputi: sukses yang beracun, kebahagiaan bukan pada kekayaan, dan bersenang-senang untuk menderita.
Seluruh uraian pada bagian demi bagian buku ini, disisipi kisah yang relevan dan penulisnya memberikan makna. Ini memudahkan pembaca yang bukan berlatar belakang psikologi bisa mencerna sekaligus memahaminya.
Buku ini saya kira beda dengan buku Allahyarham lainnya. Kalau buku dengan tema yang sama, buku "Tafsir Kebahagiaan" tidak bertaburan rujukan pustaka. Sedangkan pada buku "Meraih Kebahagiaan" ini tercantum pustaka dan dikutip langsung dari karya yang dirujuknya. Halaman akhir buku ini memuat rujukan pustaka yang dikutip, bahkan halaman yang dikutip pun disajikan. Saya kira ini khas akademik dan seharusnya demikian penulis buku menyampaikan sumbernya. Karena ini bagian tanggungjawab ilmiah.
Hanya sekadar catatan untuk lanjutan dan cetakan baru, yakni alangkah mantap buku ini ditambahkan konsep bahagia dan dorongan untuk hidup bahagia dari agama lainnya seperti Hindu, Sikh, Zoroaster, Baha'i, aliran kepercayaan, Mormon, Tibet, Konghuchu, Sinto dan lainnya. Pasti akan menambah khazanah disiplin psikologi agama. Satu lagi yang penting pula masuk solusi dari kaum sufi dan kajian tasawuf mengenai stress, hawa nafsu, dan terapi untuk penyakit-penyakit hati. Intinya bahwa aspek lahir dan batin dari mesti diarahkan pada kebahagiaan. Bukan semata harapan kelak di akhirat, tetapi yang bersifat keduniaan. Mungkinkah bisa? Kita tunggu cetakan selanjutnya dari buku "Meraih Kebahagiaan" ini. Â
For your information bahwa Allahyarham bisa dikatakan memiliki kompetensi dalam disiplin psikologi. Terbukti ada beberapa buku bertema psikologi seperti Psikologi Komunikasi, Psikologi Agama, Tafsir Kebahagiaan, Doa Bukan Lampu Aladin, dan Meraih Kebahagiaan. Selain itu perlu disebut Allahyarham juga menulis kata pengantar untuk buku-buku bertema psikologi yang populer dan terbit di Indonesia.
Semoga ini menjadi amal jariah Allahyarham Jalaluddin Rakhmat. Aamiin Ya Robbal 'alamiin. Saya yakin karya tersebut akan terus bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H