Buku ini saya kira beda dengan buku Allahyarham lainnya. Kalau buku dengan tema yang sama, buku "Tafsir Kebahagiaan" tidak bertaburan rujukan pustaka. Sedangkan pada buku "Meraih Kebahagiaan" ini tercantum pustaka dan dikutip langsung dari karya yang dirujuknya. Halaman akhir buku ini memuat rujukan pustaka yang dikutip, bahkan halaman yang dikutip pun disajikan. Saya kira ini khas akademik dan seharusnya demikian penulis buku menyampaikan sumbernya. Karena ini bagian tanggungjawab ilmiah.
Hanya sekadar catatan untuk lanjutan dan cetakan baru, yakni alangkah mantap buku ini ditambahkan konsep bahagia dan dorongan untuk hidup bahagia dari agama lainnya seperti Hindu, Sikh, Zoroaster, Baha'i, aliran kepercayaan, Mormon, Tibet, Konghuchu, Sinto dan lainnya. Pasti akan menambah khazanah disiplin psikologi agama. Satu lagi yang penting pula masuk solusi dari kaum sufi dan kajian tasawuf mengenai stress, hawa nafsu, dan terapi untuk penyakit-penyakit hati. Intinya bahwa aspek lahir dan batin dari mesti diarahkan pada kebahagiaan. Bukan semata harapan kelak di akhirat, tetapi yang bersifat keduniaan. Mungkinkah bisa? Kita tunggu cetakan selanjutnya dari buku "Meraih Kebahagiaan" ini. Â
For your information bahwa Allahyarham bisa dikatakan memiliki kompetensi dalam disiplin psikologi. Terbukti ada beberapa buku bertema psikologi seperti Psikologi Komunikasi, Psikologi Agama, Tafsir Kebahagiaan, Doa Bukan Lampu Aladin, dan Meraih Kebahagiaan. Selain itu perlu disebut Allahyarham juga menulis kata pengantar untuk buku-buku bertema psikologi yang populer dan terbit di Indonesia.
Semoga ini menjadi amal jariah Allahyarham Jalaluddin Rakhmat. Aamiin Ya Robbal 'alamiin. Saya yakin karya tersebut akan terus bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H