Menurut penulis buku Rekonstruksi Sejarah Al-Quran bahwa "berbagai riwayat tentang pengumpulan yang dilakukan Ali di atas pada hakikatnya bukanlah riwayat yang dapat dipercaya" (hal.149) karena "dari segi kandungannya, laporan-laporan tentang pengumpulan Ali ini bertentangan secara diametral dengan seluruh kenyataan yang pasti dalam sejarah" (hal.149).Â
Tentu saja bagian ini menampakkan keberadaan dan posisi seorang penulis buku "Rekonstruksi Sejarah Al-Quran" dalam urusan mazhab. Tidak bisa ditolak bahwa seorang manusia dalam bertindak atau menyampaikan gagasan atau pemikiran senantiasa dilingkupi dengan subjektivitas.Â
Dan ini wajar karena dalam kajian keilmuan dan studi sejarah tidak ada yang final. Karena itu, diperlukan studi lanjutan atas sikap curiga dari penulis buku Rekonstruksi Sejarah Al-Quran atas riwayat pengumpulan Al-Quran yang dihubungkan kepada Imam Syiah pertama: Ali bin Abi Thalib ra. Kemudian dalam buku Rekonstruksi Sejarah Al-Quran disebutkan sebelum mushaf utsmani terdapat 15 mushaf dihimpun oleh generasi sezaman dengan Nabi Muhammad saw dan 13 mushaf Al-Quran setelah tadwin mushaf utsmani (hal.174-175).
Demikian (sementara) yang bisa saya bagikan. Mohon maaf menghentikan membacanya tidak sampai tuntas. Buku tersebut di atas 200 halaman dan mungkin suatu hari nanti saya akan tertarik lagi membacanya sehingga melanjutkan review-nya. *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H