Apalagi pada  buku tersebut, meski menggunakan gaya bahasa mirip cerita pendek, tetapi penuh dengan kata dan kalimat simbolik. Unsur sastra dengan muatan filsafat dalam setiap narasi dan kutipan ayat Alquran yang terangkai dalam narasi setiap kisah (hikayat) telah menunjukkan Suhrawardi adalah sosok filsuf dan sufi. Ini pun yang sekadar saya pahami.
Beberapa hikayat yang tercantum pada buku tersebut adalah hikayat burung-burung, suara saya jibril, akal merah, suatu hari bersama kelompok sufi, masa kanak-kanak, realitas cinta dan pelipur lara, bahasa semut, jeritan simurgh, dan kisah keterasingan di Barat.Â
Semua yang tercantum dalam buku tersebut (sekali lagi) teuas jeung hese digayeumna. Tah kitu baraya. *** (ahmad sahidin, alumni jurusan sejarah dan kebudayaan islam uin sgd bandung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H