Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi
Konotasi:
"Lalu burung bercanda, nikmati indahnya mentari pagi" kalimat tersebut memiliki makna sebenarnya yakni burung yang sedang berkicau, karena kicaunnya sangat merdu maka seolah-seolah burung-burung tersebut sedang bercanda layaknya manusia.
Denotasi:
"Tentang bijimu, sesawi walau ukurannya kecil sekali" kata tersebut bermakna bijinya memang kecil sekali.
"Hitam, cokelat, kuning, putih, warna-warnimu wahai biji" beberapa warna yang disebutkan dalam bait tersebut memiliki makna warna yang ada dalam biji-biji sesawi. Hitam berarti warna hitam, cokelat berarti warna cokelat, kuning berarti warna kuning, dan putih berarti warna putih.
SIMPULAN
Salah satu contoh karya sastra adalah puisi. Puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan memiliki makna tertentu. Di dalam puisi, terdapat banyak unsur pengkajian sajak, misalnya unsur Aliterasi, kosa kata, citraan, majas, dan bahasa retorika. Pada artikel ilmiah ini, peneliti telah menganalisis dua permasalahan. Pertama tentang unsur Bunyi Irama, kakafoni, dan efoni pada tiga puisi pilihan dalam buku "Inspirasi Tanpa Api" karya Tri Budhi Sastrio. Tujuannya adalah untuk mengetahui apa saja unsur bunyi irama, kakafoni, dan efoni yang ada di dalam puisi teresebut. Terdapat unsur irama pada sajak didalam puisi ini, ada pengulangan kata yang mana pengulangan tersebut termasuk unsur irama. Kemudian terdapat unsur kakafoni di beberapa bait ini dikarenakan puisi ini banyak menceritakan kisah yang sedih dan mengiris hati para pembaca. Namun, juga ada beberapa bait yang termasuk efoni dimana menggambarkan bunyi kedamaian dan ketenangan hati jika dibaca secara mendalam.
Lalu pada permasalahan kedua tentang makna konotasi dan denotasi dalam tiga puisi pilihan tersebut. Peneliti telah menemukan beberapa kata atau kalimat yang mengandung konotasi dan denotasi. Lalu sudah dianalisis menggunakan teori dan pemikiran dari peneliti sendiri. Maka dapat disimpulkan makna konotasi dan denotasi tidak dapat terlepas dalam sebuah puisi. Kata, kalimat yang terlampir selalu mengandung makna tidak sebenarnya (bias) dan makna sebenarnya (asli). Oleh karena itu makna yang terkandung memiliki keunikan tersendiri dalam setiap bait yang terlampir dalam puisi-puisi tersebut dan membuat pembaca semakin dapat mengimajinasikan setiap makna menggunakan pemikiran masing-masing.
Ketiga puisi pilihan tersebut memiliki ciri dan kekhasan masing-masing. Dalam puisi Jejak Langkah Sang Pangabdi memiliki inti cerita tentang pengabdian seseorang kepada atasan yang tidak mendapatkan hasil setimpal namun di akhir cerita dia memilih untuk berdamai dengan semua hal itu sembari menikmati masa hari tuanya. Lalu pada puisi Mengampuni itu Indah dan Mudah memiliki inti cerita tentang bagaimana mengajarkan seseorang bahwa memaafkan itu sebenarnya suatu hal yang mudah. Tapi sering kali manusia dapat memaafkan tapi masih ada bebera hal yang mengganjal hati. Kemudian pada puisi Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi, menceritakan salah satu kisah dalam Al-Kitab yang banyak memiliki pembelajaran hidup yang sangat begitu berharga bagi umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H