Pengaruh orang tua disini memberi pengertian kepada kita bahwa ada pengaruh lingkungan untuk membentuk karakter seorang anak. Begitu juga di era milenial yang sangat rentan ini, sudah seharusnya kita sebagai anak atau bahkan sebagai calon orang tua selalu berusaha menanamkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan.Â
Jangankan berusaha menanamkan nilai-nilai Alquran, mendengarkannya pun sudah memberi pengaruh yang amat besar bagi manusia. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad al-Qadhi yang mana hasil riset tersebut dipresentasikan dalam konferensi tahunan ke-17 Ikatan Dokter Amerika, di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat.Â
Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa mendengarkan bacaan ayat suci Alquran membawa pengaruh yang signifikan terhadap perubahan fisiologi dan psikologi manusia. Melalui hasil penelitian tersebut dapat kita lihat betapa agungnya mukjizat dari sebuah kitab suci umat Islam ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan kebesaran mukjizat yang sudah teruji tersebut terkandung banyak nilai-nilai positif di dalamnya dan nilai-nilai tersebut sangat berpengaruh terhadap orang yang berusaha mengamalkan isi dari Alquran itu. Â Sisi mukjizat lain dari Alquran yaitu sebagai penawar.Â
Hal ini juga terbukti dari penelitian di Florida yang menyimpulkan bahwa Alquran memberi pengaruh hingga 97% dalam memberikan ketenangan dan penyembuhann penyakit. Dari beberapa mukjizat dari Alquran tersebut dapat dikatakan bahwa rusaknya moral generasi era milenial disebabkan jauhnya mereka dari Alquran. Hal ini diperkuat lagi dengan penelitian yang saya lakukan terhadap 93 responden. Dari 93 responden tersebut, 98% mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan akan Alquran. Menurut mereka, hati mereka sangat tenang setelah membaca Alquran. Padahal dari 98% responden tersebut, ada 89% yang mengakui bahwa mereka hanya membaca Alquran tanpa melihat terjemah atau tafsirnya. Dari sini dapat kita lihat bahwasanya dengan membaca Alquran tanpa melihat terjemah atau tafsirnya pun bisa membuat hati seseorang tenang, apalagi berusaha memahami maksudnya, bahkan mengamalkannya.
Jika hati seorang hamba telah terikat dengan Alquran dan yakin bahwa keberhasilan, keselamatan, kebahagiaan serta kekuatannya terletak pada membaca dan menghayati kitab tersebut, maka itulah titik tolak kebangkitannya menaiki tangga kesuksesan dan kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Sehingga hal-hal yang buruk dapat ia hindari karena ia memiliki Alquran sebagai pedomannya. Beginilah besarnya pengaruh Alquran terhadap kualitas hidup seseorang, mendengarkannya saja mendapat pengaruh yang besar terlebih lagi membaca atau menghayati bahkan berusaha mengamalkan isinya.
Menanamkan Nilai Alquran Sejak Dini
Menanamkan nilai Alquran pada diri sendiri atau pada generasi selanjutnya bahkan kepada anak bukanlah hal yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Tentu membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Nilai-nilai Alquran akan melekat pada diri kita jika kita mencintai Alquran tersebut. Jika sehari saja tidak dibaca, maka seperti ada sesuatu yang kurang. Lalu bagaimana cara mencintai Alquran itu?Â
Modal pertama yang harus dimiliki adalah iman. Maksudnya ialah percaya bahwa Alquran itu merupakan kitab dari Allah Swt. yang berisi petunjuk dengan segala mukjizat yang dikandung di dalamnya dan jika berpegang kepadanya maka akan selamat dunia dan akhirat. Rasa seperti inilah yang perlu ditumbuhkan terlebih dahulu dalam diri seseorang. Tentunya ini juga merupakan hidayah dari Allah Swt.Â
Jika rasa ini sudah tumbuh, maka nilai-nilai dari Alquran baik yang ia dengar dari ceramah atau yang ia baca langsung dapat masuk ke dalam jiwa dengan baik. Menurut Dr. Khalid Abdul Karim al-Laahim, ada lima tanda orang yang mencintai Alquran, yaitu senang bertemu dengan Alquran, tidak bosan berlama-lama dengan Alquran dalam satu majelis, ada kerinduan untuk berjumpa dengan Alquran, banyak berkonsultasi dengan Alquran, dan menaati perintah dan larangan Alquran. Jika diri kita sudah cinta dengan Alquran, maka tugas kita selanjutnya ialah menanamkan rasa cinta Alquran itu kepada anak.Â
Sebagai orang tua muslim, tentu menyadari betul akan pentingnya garis keturunan. Karena anak diharapkan menjadi generasi penerus perjuangan dalam menegakkan kalimat al-haqq. Di samping itu, setiap orang tua harus menyadari bahwa anak adalah pelestari pahala. Walaupun orang tuanya telah meninggal dunia, ia tetap dapat mengalirkan pahala kepada kedua orang tuanya. Begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, jika orang tua muslim menyadari hakikat anak mereka tentu akan bangkit keinginan untuk lebih waspada terhadap pendidikan anak-anak mereka. Berikut kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk menciptakan generasi muda agar cinta dengan Alquran. Pertama, dimulai dengan mencari pasangan yang baik. Dalam pandangan Islam, memilih pasangan juga ikut berpengaruh dalam memprogramkan anak yang saleh. Pasangan yang baik juga tidak akan jauh dari Alquran. Pasangan yang baik akan menurunkan putera-puteri yang baik. Begitu juga sebaliknya. Karena itu, Rasulullah Saw. bersabda, "Hati-hatilah dengan Hadhra al-Diman, atau wanita cantik dari lingkungan yang tidak berpendidikan".Â
Kedua, selalu melantunkan ayat Alquran pada telinga anak. Hal ini dilakukan agar sedini mungkin anak dapat mengenal Alquran. Apabila orang tuanya sibuk atau tidak sempat membacakan Alquran di telinga anaknya, maka dapat digantikan dengan memperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tap recorder pada anak.Â