Politik menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk bisa duduk di kursi kekuasaan, bisa dilakukan melalui jalur politik. Karena itulah, banyak pihak yang ingin duduk di kursi kekuasaan, berlomba masuk ke partai politik. Persoalannya, bagaimana dengan pendidikan politik di Indonesia? Tak dipungkiri, pendidikan politik di Indonesia masih banyak memicu polemik di masyarakat. Banyak masyarakat yang belum dewasa dalam menyikapi dinamika politik yang ada.
Masih ada sebagian pihak yang tidak siap dengan perbedaan pendapat, pandangan, ataupun pilihan politik. Sementara karena literasi masyarakat masih rendah, dan tingkat pendidikan politiknya masih belum merata, membuat sistem demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya dewasa. Padahal, fitrah Indonesia adalah negara yang majemuk, yang sudah beragam sejak dulu.Â
Lebih pelik lagi, ditambah lagi dengan maraknya provokasi. Para pendukung melontarkan informasi menyesatkan terkait pasangan calon tertentu, sampai akhirnya berujung pada penurunan elektabilitas. Alhasil, provokasi kebencian marak dilakukan di tahun politik. Di titik inilah etika diperlukan. Tujuannya untuk apa? Agar kita tetap bisa saling menghargai dan menghormati meski saling berbeda.
Jika kita flashback ke belakang, kita semua pernah punya pengalaman, antar sesama bisa saling berseteru, saling menebar provokasi dan diskriminasi, hanya karena berbeda pilihan politik. Bahkan sentimen agama digunakan untuk mengancam dan mendapatkan dukungan politik. Akibatnya, konflik antar sesama bisa saja muncul hanya karena persoalan perbedaan pilihan politik.
Pemilu harusnya dihadapi dengan suka cita. Antar pendukung harus saling menghargai dan menghormati. Berbeda pilihan politik tidak melanggar agama. Berbeda itu merupakan keniscayaan yang tidak bisa dilawan. Karena itulah kita tidak boleh saling mengintimidasi ataupun melakukan diskriminasi. Bukankah kita semua sejatinya sudah berbeda sejak dulu? Karena itulah tidak ada gunanya mempersoalkan keragaman yang ada.
Mari jaga keragaman yang ada dengan tetap berdampingan dalam perbedaan. Sila ketiga Pancasila menegaskan kata persatuan untuk Indonesia. Dengan mengusung semboyan bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu, niscaya kita semua akan bisa tumbuh menjadi negara besar, siapapun presidennya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H