Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun Politik, Kedepankan Nilai Kemanusiaan, Keadilan dan Perdamaian

6 Januari 2018   10:27 Diperbarui: 6 Januari 2018   12:00 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun politik merupakan tahun yang dinanti bagi kita semua. Tidak hanya bagi partai politik yang berharap pasangan calon yang diusung menang, bagi masyarakat biasa, tahun politik juga memberikan arti tersendiri. Masyarakat berharap bisa melahirkan pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab. 

Tidak korupsi, tidak hanya janji-janji tapi tidak ditepati, dan tidak hanya mencari kepentingan pribadi. Pemimpin yang lahir dari momentum pilkada, harus menjadi pilihan semua orang. Bukan pemimpin umat Islam, tapi harus menjadi pemimpin seluruh umat beragama. Bukan hanya menjadi pemimpin partai tertentu saja, tapi menjadi pemimpin semua partai dan seluruh masyarakat di daerahnya.

Tahun politik harus dihiasi dengan semangat kebersamaan, bukan semangat untuk saling menang sendiri dengan berbagai cara. Jangan saling menjatuhkan dengan menebar kebencian. Karena selain hal itu tidak dibenarkan berdasarkan ajaran agama, juga tidak akan bisa membangun pendidikan politik yang sehat di masyarakat. Masyarakat justru akan sibuk mencari kejelekan orang lain. 

Sementara yang diharapkan dari pemilihan kepala daerah adalah, bertarung ditingkat gagasan dan ide mengenai program kerja lima tahun kedepan. Jika hal ini bisa dilakukan oleh partai politik, tim sukses dan pasangan calon, dan didukung oleh masyarakat, tentu pilkada yang terjadi di 171 daerah pada Juni 2018 mendatang, akan menjadi pilkada yang jujur, sehat dan menyenangkan.

Sejumlah pihak mengkhawatirkan, pola yang diterapkan kelompok intoleran di pilkada DKI Jakarta, akan dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan berbagai daerah lainnya. Jelang pendaftaran pasangan calon, salah satu paslon di Jawa Timur sudah dihantam dengan foto dirinya dengan perempuan lain di dunia maya. 

Hal ini pun langsung membuat publik terkaget-kaget. Belum jelas siapa yang mengunggah foto tersebut dan apa motifnya. Namun yang jelas, dunia politik memang kejam. Saling sikut seringkali dipertunjukkan oleh para elit politik. Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi kemanusiaan, semestinya kita tidak ikut terpengaruh untuk saling sikat antar sesama.

Mari kita membekali diri dengan informasi yang valid. Biasakan melakukan cek ricek terlebih dulu, sebelum menyatakan informasi ini benar atau tidak. Di era digital seperti sekarang ini, semuanya serba mungkin dilakukan. Informasi dari berbagai belahan negeri, bisa dengan mudah menyebar dalam waktu yang relatif singkat. Jika kita tidak mencerdaskan diri sejak saat ini, dikhawatirkan akan mudah diombang-ambingkan informasi yang menyesatkan. 

Pada pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu, muncul organisasi Saracen. Sebuah organisasi yang menjual jasa kebencian, untuk menjatuhkan pihak-pihak yang berseberangan. Semoga pada pilkada serentak mendatang, tidak lagi ada Saracen lagi dan tidak ada ujaran kebencian yang disebarkan oleh masyarakat ataupun oknum tertentu.

Pilkada serentak harus berjalan dengan damai, agar tidak ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu. Pilkada serentak juga harus beretika, agar bisa dijadikan pendidikan politik bagi semua pihak. Karena itulah, mari kita jadikan momentum pilkada serentak ini, untuk mewujudkan kebaikan. 

Jadikan tahun politik ini sebagai upaya untuk menguatkan komitmen dalam membersihkan ujaran kebencian. Ujaran ini telah menjangkiti seluruh dunia maya dan keseharian kita. Jangan biarkan generasi berikutnya tumbuh menjadi generasi pembenci. Mari kita tanamkan nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan. Agar apapun yang kita lakukan, termasuk pilkada serentak ini, tetap mengedepankan nilai-nilai kemanuisaan, keadilan dan perdamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun