Mohon tunggu...
Ahmad Ali Rendra
Ahmad Ali Rendra Mohon Tunggu... Lainnya - Kartawedhana

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kab. Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan Pemerhati Budaya dan Sejarah Pemandu (khusus) Museum Rakyat Kab.Hulu Sungai Selatan Pembina komunitas Dapur Budaya HSS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Organisasi Massa, Partai Politik, dan suburnya Pers di "Hoeloe Soengai" pada era Revolusi Kemerdekaan

31 Desember 2020   13:54 Diperbarui: 28 April 2021   09:45 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Amuntai jg lahir harian  TEROMPET RAKYAT, ( juga didirkan oleh Hamberan Ambrie dan Yusni Antemas ), Harian Terompet Rakyat nomor pertamanya diterbitkan pada hari Senin 2 Desember 1946, tepat di saat-saat sedang hangatnya separatisme Belanda mempersiapkan konferensi Denpasar. 

Lima hari setelah penerbitan tersebut, meletuslah aksi Belanda di Makassar yang terkenal dengan nama 7 Desember Divisi atau peristiwa korban 40.000 jiwa oleh Westerling (Banjarmasin Post, 2 Februari 1981). 

Terompet Rakyat berani dengan tegas mencantumkan motto "Berhaluan mempertahankan Republik Indonesia", Pada tanggal 6 Mei 1947, Yusni Antemas seorang wartawan Republiken Harian Terompet Rakyat, telah ditangkap oleh militer Belanda di Tanjung, kemudian disiksa dan pingsan, Mereka (Belanda) menuduh Yusni Antemas sebagai ekstremis yang berbulu wartawan (Dwikala Arema Medan Februari 1958). 

Peristiwa tersebut dimuat dalam harian Masyarakat Baru pimpinan Oemar Dachlan yang terbil di Samarinda. Koran ini memberitakan tentang protes yang disampaikan oleh Hamran Ambrie kepada Residen dan Auditeur Militer di Banjarmasin atas pemukulan dan ancaman terhadap Yusni Antemas tanpa alasan, hanya karena kedudukannya sebagai redaktur Koran Terompet Rakyat.  Selain itu di Amuntai juga lahir harian MENARA INDONESIA ( juga didirkan oleh Hamberan Ambrie dan Yusni Antemas ).

Foto Melisa Prawitasari 
Foto Melisa Prawitasari 

Demikianlah sumbangan kalangan pers yang dalam fungsinya sebagai wahana perjuangan selalu dan senantiasa menyuarakan pentingnya penggalangan kesatuan dan persatuan bangsa.

dari latar belakang sejarah organisasi massa, politik dan pers di daerah Hulu Sungai yang sekaligus menjadi kunci pusat pergerakan di Kalimantan Selatan yang  saling berkesinambungan dengan perlawanan dan gerakan Divisi IV ALRI mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan yang juga berpusat di Hulu Sungai, sudah sepatutnya menjadi teladan bagi kita atas sumbangsih dan kontribusi lokal daerah terhadap sejarah Nasional Republik Indonesia.

( jangan minder jadi orang hulu sungai, orang hulu sungai itu hebat)

Rendra, 31 Desember 2020

Karang jawa Muka Kab. Hulu Sungai Selatan ( Kalsel)

Foto 3 : Yusni Antemas, Zafry Zamzam, A.Djabar, Zainal tanggal 28 September 1949Koleksi : Wajidi
Foto 3 : Yusni Antemas, Zafry Zamzam, A.Djabar, Zainal tanggal 28 September 1949Koleksi : Wajidi
Sumber Pustaka: Eksistensi Partai Indonesja Raya( Parindra) di Kalimantan Selatan (Wajidi), Revolusi Kemerdekaan di Kalimantan Selatan (Wajidi). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun