Mohon tunggu...
Ahmad Qurtubi Nabiluzain
Ahmad Qurtubi Nabiluzain Mohon Tunggu... Editor - Foundation Operator - Editor

Saya seorang operator di salah satu instansi dan seorang mahasiswa komunikasi penyiaran islam di Universitas Ibn Khaldun Bogor

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Lagu Jedag-Jedug Sebagai Stimulus Emosi : Studi Pengaruhnya Terhadap Motivasi Dan Mood

17 Januari 2025   22:03 Diperbarui: 17 Januari 2025   22:10 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lagu Jedag-Jedug (Sumber : NHAC DJ VN)

Musik telah lama diakui sebagai elemen penting dalam kehidupan manusia, serta mempengaruhi emosi, perilaku, dan produktivitas manusia. Salah satu genre musik yang populer dalam beberapa tahun terakhir adalah "lagu jedag-jedug," disingkat menjadi "JJ" yang dikenal dengan ritme cepat, dentuman bass yang kuat, dan kesan lagunya yang energik. Lagu-lagu ini banyak digunakan dalam berbagai platform media sosial seperti TikTok dan Instagram, menjadi latar belakang video yang menarik perhatian audiens. Namun, bagaimana lagu-lagu tersebut memengaruhi mood dan motivasi seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari? Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh lagu jedag-jedug terhadap emosi dan produktivitas dengan memanfaatkan studi literatur dan analisis konten terkait.

Lagu jedag-jedug adalah istilah populer yang merujuk pada musik dengan tempo cepat, dentuman bass yang dominan, dan elemen atau efek elektronik yang intens. Genre ini sering digunakan dalam video pendek yang bertujuan untuk menciptakan suasana energik dan dramatis. Contoh lagu jedag-jedug yang populer di media sosial mencakup remix lagu-lagu terkenal atau musik orisinal dari produser elektronik.

Musik ini sering dipadukan dengan gerakan dinamis dalam video tarian, aksi olahraga, atau aktivitas sehari-hari yang membutuhkan semangat tinggi. Fenomena ini telah menciptakan komunitas online yang menjadikan lagu jedag-jedug sebagai simbol ekspresi kreativitas dan motivasi.

Lagu jedag-jedug sering digunakan untuk:

  • Meningkatkan semangat sebelum melakukan aktivitas berat, seperti olahraga.
  • Menyegarkan pikiran saat merasa lelah atau bosan.
  • Membantu fokus dalam pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
  • Menjadi hiburan ringan yang mengangkat suasana hati.

Platform seperti TikTok dan YouTube banyak memanfaatkan genre ini untuk membuat konten viral yang bertujuan menghibur sekaligus memotivasi audiens, karena irama yang dihasilkan dapat membakar  semangat kita dalam beraktivitas sehari hari dan berpengaruh terhadap kondisi emosional kita.

Penelitian menunjukkan bahwa musik dengan tempo cepat dan beat dominan dapat meningkatkan aktivitas korteks motorik di otak, yang bertanggung jawab atas energi fisik dan emosi positif. Studi dari Thaut et al. (2005) menemukan bahwa ritme yang konsisten dalam musik mampu meningkatkan motivasi dan performa individu dalam tugas-tugas fisik maupun mental.

Selain itu, penelitian lain yang diterbitkan oleh Frontiers in Psychology mengungkapkan bahwa musik upbeat dapat meningkatkan produksi dopamin, neurotransmitter yang berkaitan dengan rasa bahagia dan semangat. Dengan kata lain, lagu jedag-jedug memiliki potensi untuk meningkatkan mood dan energi seseorang.

Di kutip dari JawaPos.Com, adapun contoh lainnya yaitu pada saat mengederaai transportasi salah satunya angkot di jelaskan bahwa terdapat penelitian lain datang dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang memahas stereotip musik ini, hasilnya menunjukkan bahwa stereotip terhadap musik jedag-jedug yang semula dianggap sebagai musik jamet atau alay kini mulai berubah. Penelitian ini menemukan bahwa musik bertempo cepat seperti EDM (Electronic Dance Music) yang sering diputar di angkot dapat memengaruhi pola pikir pengemudi dan penumpangnya.

Pengemudi yang mendengarkan musik dengan tempo cepat cenderung mengambil keputusan lebih cepat dan responsif, yang bisa memengaruhi cara mereka mengemudi.

Selain itu, musik ini juga berfungsi sebagai pemicu energi. Pengemudi angkot yang mendengarkan musik dengan irama cepat merasakan peningkatan energi yang dapat meningkatkan kewaspadaan mereka di jalan, meskipun terkadang bisa berisiko jika pengemudi kurang berhati-hati, karena banyaknya kecelekaan yang terjadi karena supir yang mengantuk namun hal ini bisa saja kita atasi seperti mendengarkan lagu jedag-jedug.

Platform media sosial seperti TikTok dan YouTube telah menjadi sarana utama penyebaran lagu jedag-jedug. Sebagai contoh:

  • Video TikTok dengan tagar #JedagJedug telah mencapai jutaan tampilan, menunjukkan popularitas genre ini.
  • Remix lagu seperti "Bagaikan Langit Jedag-Jedug" yang diunggah oleh akun YouTube BassBoostedRemix menjadi viral, mendapatkan jutaan views dalam waktu singkat.
  • Video Jedag Jedug juga menjadi video popular di kalangan anak muda khususnya para Gen Z karena lagu dan efeknya yang menarik serta mudah dalam menggunakannya

Konten-konten ini sering kali menampilkan pengguna yang menari, berolahraga, atau memamerkan keterampilan mereka dengan iringan lagu jedag-jedug. Respons audiens menunjukkan bahwa musik ini memberikan efek hiburan dan motivasi yang signifikan.

Selain para anak muda, lagu jedag jedug ini banyak dipakai pula oleh para selebgram, influencer hingga artis-artis di Indonesia karena lagu dengan ritme remix seperti ini sangat lah diminati di Indonesia. Bahkan lagu jedag jedug ini terkenal dinegara asia seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan negara asia lainnya.

Selain survey yang mengatakan bahwa lagu ini berpengaruh terhadap emosional seseorang, lagu ini pula menjadi salah satu contoh dari penerapan dari teori komunikasi massa yaitu Media Effect Theory (Teori Pengaruh Media).

  • Media Effect Theory (Teori Pengaruh Media) adalah teori dalam komunikasi yang menjelaskan bagaimana media, baik dalam bentuk tradisional (seperti televisi, radio, koran) maupun modern (seperti media sosial dan platform digital), dapat memengaruhi audiens, baik secara individual maupun kolektif. Teori ini berfokus pada dampak yang ditimbulkan oleh media terhadap sikap, perilaku, emosi, opini, dan bahkan budaya masyarakat.

Selain itu teori ini juga memiliki komponen utama diantaranya :

  • Efek Kognitif

Media dapat memengaruhi cara orang berpikir, memahami, dan memproses informasi. Misalnya, berita yang terus-menerus menyoroti suatu isu dapat membentuk persepsi audiens bahwa isu tersebut sangat penting (agenda setting).

  • Efek Afektif (Emosional)

Media dapat memengaruhi emosi atau perasaan audiens. Misalnya, film atau lagu tertentu dapat membangkitkan perasaan senang, sedih, takut, atau semangat. Selain itu dapat memengaruhi tindakan atau perilaku seseorang. Contohnya, iklan produk tertentu dapat mendorong audiens untuk membeli produk tersebut.

  • Efek Sosial dan Buday

Media juga dapat membentuk nilai, norma, dan budaya masyarakat. Misalnya, representasi tertentu dalam film atau iklan dapat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap gender, etnis, atau isu-isu sosial lainnya.

Adapun contoh-contoh penerapan teori ini dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :

  • Politik : Liputan media yang intens tentang calon presiden tertentu dapat memengaruhi popularitas atau citra kandidat tersebut, karena media merupakan salah satu tempat untuk berkampanye yang mana audiens lebih banya dibanding kampanye dilapangan atau langsung dengan masyarakat.
  • Hiburan : Seperti yang sudah dijelaskan bahwasannya lagu dengan tempo cepat (seperti lagu jedag-jedug) dapat memengaruhi mood pendengar menjadi lebih semangat dalam beraktivitas.
  • Iklan : Kampanye media yang berulang dapat memengaruhi kebiasaan belanja atau gaya hidup masyarakat, hal ini bis akita lihat bahwa marketplace seperti Shopee, Tokopedia dan platform market lainnya lebih banyak diminati ketimbang kita melakukan pembelajaan secara langsung

Lagu jedag-jedug memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mood dan motivasi dalam aktivitas sehari-hari. Dengan ritme cepat dan energi tinggi, musik ini dapat merangsang emosi positif, meningkatkan fokus, dan memberikan semangat ekstra. Namun, dampaknya tetap subjektif dan dapat bervariasi tergantung preferensi individu. Popularitas genre ini di media sosial mencerminkan perannya sebagai alat hiburan sekaligus motivasi yang relevan di era digital.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak jangka panjang dari konsumsi musik jenis ini, terutama pada kesehatan mental dan produktivitas individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun