Mohon tunggu...
Ahmad Qoyyim Musaddad
Ahmad Qoyyim Musaddad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calm

PBS UIN Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Berkahnya Ramadhan di Masjid Sabilillah Malang

1 April 2022   00:16 Diperbarui: 1 April 2022   00:25 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada beberapa waktu yang lalu, saya dan teman saya sudah beberapa kali mengunjungi tempat peribadatan agama non muslim. Banyak sekali pengalaman dan juga ilmu baru mengenai agama lain yang tidak banyak diketahui orang di luar sana. 

Dan kita meskipun memiliki keyakinan yang berbeda juga tidak ada salahnya untuk memperlajari agama lain karena dengan melakukan hal tersebut juga bisa membuat wawasan kita semakin luas dan cara pindang kita terhadap mereka akan menjadi lebih baik dan akhirnya kita tahu bagaimana cara toleransi yang benar.

Mengesampingkan hal tersebut, saya dan teman saya juga tidak lupa untuk mengunjungi saudara seiman kami untuk bershilaturahim. Kami mebunjungi sebuah masjid di kota Malang yang cukup trategis dan juga  besar yaitu masjid Sabilillah. Di sana kami berencana untuk bertemu dengan takmirnya. 

Kesan saya ketika masuk dalam masjid itu adalah saya melihat bahwa masjid tersebut memiliki banyak sekali agenda seperti kajian islami. Mungkin karena masjid besar sehingga kegiatan seperti itu sudah menjadi biasa ada di masjid se kelas masjid Sabilillah. Dan masjid tersebut tidak hanya menjadi tempat ibadah saja, tetapi juga mempunyai lembaga pendidikan seperti SMP dan juga kampus. Sejauh yang saya lihat, saya menilai bahwa masjid tersebut mempunyai manajemen yang sangat baik.

Setelah melihat-lihat masjid tersebut saya dan teman saya langsung menuju ke kantor takmir masjidnya. Kami hendak bertemu sekaligus ingin mewawancarai dan bertanya beberapa hal mengenai kegiatan Ramadhan di sana mengingat bulan Ramadhan akan tiba sebentar lagi saat itu. Saat masuk ke dalam kantor itu, saya terkejut karena kantor di sana sudah seperti kantor yang ada di perusahaan, sangat bagus. 

Di sana kami bertemu dengan anggota dan ketua takmirnya dan kami pun langsung memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangan kami. Tetapi, saat itu beliau mempunyai agenda yang sangat padat sehingga tidak bisa menemani wawancara degan kami. Kami pun diarahkan untuk bertemu dengan pak Heru yang berada di ruang koperasi masjid karena beliau juga mengetahui banyak mengenai masjid masjid ini.

Kami pun menuju ruang koperasi dan menjelaskan maksud kedatangan kami. Pak Heru merupakan orang yang ramah. Beliau memberikan banyak sekali informasi mengenai masjid ini. Kami bertanya seputar bagaimana kegiatan rutinitas dan hal yang dipersiapkan menjelang datangnya bulan Ramadhan. Beliau mengatakan bahwa kegiatan Ramadhan yang ada di masjid ini tidak jauh berbeda dengan masjid besar lain. 

Seperti mendakan sholat terawih, membagikan takjil kepada masyarakat, kajian shubuh, sholat malam, dan juga tempat atau wadah penerimaan zakat. Pak Heru juga mengatakan bahwa semenjak adanya pandemi covid19 ini membuat segala aktivitas dan kegiatan masjid menjadi terbatas.

Shof sholat yang diterapkan di masjid ini juga masih dibuat sedikit berjarak tetapi tidak terlalu jauh maupun dekat. Selain itu, masjid ini juga mengundang imam hafidz untuk mempimpin sholat karena sholat terawih di sana ingin setidaknya bisa mengkhatamkan Al-Quran satu kali dalam sholat selama satu bulan pada saar Ramadhan. Imam-imam tersebut sudah dilobi jauh-jauh hari agar beliau nya bisa mengatur jadwal. 

Selain melobi imam, masjid juga harus mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan jelang ramadhan tiba seperti sound, anggaran dana, dan lainnya karena sebagai masjid besar yang menjadi tempat singgah banyak masyarakat harus profesional dalam menyambut bulan suci ini.

Saat kami bertanya apakah ada event khusus yang dirancang masjid di bulan Ramadhan, pak Heru menyebutkan bahwa tidak ada event khusus yang dibuat karena melihat situasi dan kondisi saat ini yang tidak mendukung. 

Selain itu, masjid ini tidak memiliki pengurus remas (remaja masjid) yang aktif sejak 4 tahun lalu karena para pemuda yang biasa mengurusnya sudah memiliki kesibukan masing-masing sehingga hanya tersisa para takmir saja. Para remas inilah yang seharusnya merancang event yang digelar pada saat bulan Ramdhan. 

Meski begitu, terkadang ada juga pihak luar yang ingin menggunakan masjid sebagai tempat acara atau event tertentu, tetapi pihak takmir hanya berperan sebagai penyedia tempat bukan sebagai panitia /  penanggung jawab.

Kami juga bertanya bagaimana cara agar membuat masjid ramai didatangi khususnya para pemuda selaku kaum milenial. Dan Pak Heru menuturkan bahwa hal tersebut hanya bisa dijawab oleh para pemuda itu sendiri. 

Pihak masjid sudah memberikan dan memfasilitasi masjid sedemian rupa agar pemuda memiliki minat mendatanagi masjid, contohnya seperti menyediakan wifi, tapi nyatanya masjid tidak mendapatkan perhatian para pemuda seperti yang diharapkan. Beliau mengatakan bahwa para pemuda ini sudah teracuni oleh hyang namanya handphone yang membuat mereka lupa akan masjid. 

Selain itu, pergaulan mereka juga menjadi faktor penyebab kurangnya minat mendatangi masjid mereka. Jadi, yang bisa membuat mereka datang ke masjid adalah kesadaran mereka sendiri akan keutamaan mendatangi masjid.

Kami juga bertanya bagaimana toleransi yang benar antar umat beragama yang ada di Indonesia khususnya masjid ini, beliau pun menjelaskan bahwa toleransi yang ada di sekitar sini sudah baik karena di dekat masjid ini pun juga ada tempat ibadah agama lain yang mana antar dua pihak ini tidak pernah saling kontra. 

Justru dengan adanya suasana Ramadhan umat Islam, umat agama lain menjadi senang karena mereka juga bisa merasakan dampak positif dari bulan Ramdhan itu sendiri. 

Contoh kecilnya adalah para penjual baju ataupun makanan baik yang nonis atau bukan akan senang karena penjualannya meningkat di bulan Ramadhan. Ini menjadi bukti bahwa bulan Ramdhan itu tidak hanya membawa berkah pada umat islam saja tetapi pada semua orang bahkan orang non muslim juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun