Bertani selalu diidentikan dengan tempat yang terpencil, kumuh dan kotor. Anggapan diatas sering terhembus sehingga petani milenial semakin ogah dan enggan menggeluti bidang pertanian. semua hal selalu mempunyai klausul-klausul tersendiri.Â
Contoh sederhananya jikalau kita mau menanam tanaman apapun di tanah dan tidak ada air.  Maka barang tentu tidak jadi menanam dan tubuh kita pasti masih rapi dan bersih. Kegiatan  bercocok tanam pun mustahil berhasil.  Kumuh,kotor merupakan bagian dari sebab-akibat yang mutlak. Jika mau panen, ya harus menanam, jika menanam ya harus berani kotor, semuanya menjadi siklus rotasi yang satu dan lainya saling berurutan dan melengkapi.
Kreatif mengolah hasil panen menjadi produk aneka olahanÂ
Kebanyakan para petani sudah sangat bahagia bilamana musim panen tiba. Mereka berduyun-duyun mengambil untuk kemudian langsung dijual ataupun disimpan di rumah sebagai cadangan kebutuhan makanan pokok.Â
Kebiasaan seperti ini sudah tidak lagi relevan bila di kaitkan dengan pencapaian dan kemajuan yang signifikan. Tangan-tangan kreatif dituntut untuk mengolah hasil panen menjadi aneka macam produk olahan yang bernilai ekonomis.Â
Hasil panen tadi bila dijual ke pengepul atau tengkulak pasti akan langsung lenyap, meskipun kita mendapat uang yang banyak, jika di simpan di rumah selama apapun tidak akan berubah dari bentuk semula.Â
Dari padi lansung menjadi makanan cepat saji misalnya. Petani milenial punya pekerjaan rumah dalam hal ini yaitu menciptakan sumber daya manusia yang kreatif mengubah hasil panen menjadi beraneka ragam produk turunan.
Catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor komoditas perdagangan pertanian pada bulan April 2019 meningkat sebesar 6,11% (month on month) dan 7,38% (year on year). Alangkah lebih sejahteranya para petani indonesia, jika hasil produk olahan pertanian tangan-tangan kreatif mereka mencapai nilai ekspor seperti data diatas.
Inovatif dalam pengelolaan lahan dan mengolah hasilnya
Pertanian yang serba konvensional lambat laun telah beralih ke pertanian modern. Kalau tempo dulu para leluhur kita membajak sawah dengan hewan-hewan seperti kerbau,sapi. Hari ini para petani sudah dimudahkan dengan adanya alat traktor.Â