Mohon tunggu...
Ahmad Nur Ahsan
Ahmad Nur Ahsan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru bahasa inggris pada MA Al Wathoniyyah Kota Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Best Practice Menggunakan Metode Star PPG Daljab Kemenag 2022 Unisma

1 November 2022   12:30 Diperbarui: 1 November 2022   12:30 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lokasi : MA Al Wathoniyyah Kota Semarang
Lingkup Pendidikan : MA Kelas X / Semester Gasal
Tujuan yang ingin dicapai :

Aksi 1 : Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbicara/memperkenalkan diri sendiri dan orang lain dengan metode Role Play.
Aksi 2 : Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca teks deskriptif tentang tempat pariwisata/bangunan bersejarah dengan metode Window Shopping.


Penulis : Ahmad Nur Ahsan, S.Pd
Tanggal Aksi 1 : 3 Oktober 2022
Tanggal Aksi 2 : 19 Oktober 2022

Situasi : Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Aksi 1
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya kemampuan peserta didik untuk berbicara dalam memperkenalkan diri dan orang lain dikarenakan guru kurang memaksimalkan pemanfaatan model dan metode pembelajaran inovatif yang dapat menarik minat belajar peserta didik.


Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena guru yakin bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media TPACK dan metode Role Play dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbicara/memperkenalkan diri dan orang lain pada materi Introduction.


Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media TPACK dan metode Role Play mampu meningkatkan minat belajar bahasa inggris peserta didik.


Dalam praktik pembelajaran ini, guru memiliki peran sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada peserta didik terkait dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbicara/memperkenalkan diri sendiri dan orang lain pada materi Introduction.


Guru bertanggungjawab mempersiapkan RPP, bahan dan media ajar, LKPD, lembar evaluasi, serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat.

Aksi 2
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam membaca sebuah teks deskriptif dikarenakan guru kurang memaksimalkan pemanfaatan model dan metode pembelajaran inovatif yang dapat menarik minat belajar peserta didik serta motivasi belajar peserta didik yang rendah.


Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena guru yakin bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media TPACK dan metode Window Shopping dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca teks deskriptif pada materi Descriptive text.


Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media TPACK dan metode Window Shopping mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar bahasa inggris peserta didik.


Dalam praktik pembelajaran ini, guru memiliki peran sebagai fasilitator. Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan peserta didik membangun pengetahuannya secara mandiri. Guru memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada peserta didik terkait dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca teks deskriptif pada materi Descriptive text.


Guru bertanggungjawab mempersiapkan RPP, bahan dan media ajar, LKPD, lembar evaluasi, serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat.

Tantangan :

Aksi 1
Adapun beberapa tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah:
a.Perbendaharaan kosa kata bahasa inggris peserta didik yang masih kurang.
b.Peserta didik masih malu dan takut melakukan kesalahan dalam pelafalan.
c.Peserta didik kurang percaya diri untuk mempraktekkan berbicara bahasa inggris.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, pihak yang terlibat adalah guru mata pelajaran bahasa inggris dan 15 peserta didik kelas X D jurusan MIPA di MA Al Wathoniyyah Kota Semarang.

Aksi 2
Adapun beberapa tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah:
a.Kurangnya penguasaan kosa kata bahasa inggris peserta didik terkait Descriptive text.
b.Kurangnya pemahaman peserta didik dalam mengidentifikasi tenses dan kelas kata.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, pihak yang terlibat adalah guru mata pelajaran bahasa inggris dan 15 peserta didik kelas X D jurusan MIPA di MA Al Wathoniyyah Kota Semarang.

Aksi :
Aksi 1
Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, media pembelajaran TPACK, serta metode Role Play.


Guru menggunakan media pembelajaran berupa video dan audio untuk menarik minat belajar peserta didik, serta menggunakan metode Role Play untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.


Proses penerapan adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan.
b. Guru menayangkan sebuah video tentang perkenalan diri sendiri dan orang lain.
c. Guru memancing peserta didik dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait tayangan video.
d. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok kecil.
e. Guru memberikan LKPD kepada peserta didik untuk diselesaikan secara berdiskusi kelompok.
f. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil pekerjaan LKPD.
g. Kelompok lain menanggapi presentasi tersebut.
h. Peserta didik beserta guru melakukan evaluasi dan menarik kesimpulan.
i. Guru memberikan penguatan.

Yang terlibat dalam pembelajaran ini adalah guru bahasa inggris dan peserta didik kelas X D (MIPA) MA Al Wathoniyyah Kota Semarang.

Untuk melaksanakan pembelajaran ini, guru menggunakan video yang bersumber dari internet, slide ppt, LKPD.

Aksi 2
Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, media pembelajaran TPACK, serta metode Window Shopping.


Guru menggunakan media pembelajaran berupa video untuk menarik minat belajar peserta didik, serta menggunakan metode Window Shopping untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.


Proses penerapan adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan.
b. Guru menayangkan sebuah video tentang tempat pariwisata dan bangunan bersejarah.
c. Guru memancing peserta didik dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait tayangan video.
d. Guru memberikan LKPD kepada peserta didik untuk diselesaikan secara individu dan berdiskusi kelompok.
e. Peserta didik membangun sendiri pengetahuan tentang fungsi sosial, struktur teks, dan ciri kebahasaan.
f. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok.
g. Kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan LKPD nya dan kelompok lain membeli informasi terkait presentasi kelompok.
h. Peserta didik beserta guru melakukan evaluasi dan menarik kesimpulan.
i. Guru memberikan penguatan.

Yang terlibat dalam pembelajaran ini adalah guru bahasa inggris dan peserta didik kelas X D (MIPA) MA Al Wathoniyyah Kota Semarang.

Untuk melaksanakan pembelajaran ini, guru menggunakan video yang bersumber dari internet, slide PPT, LKPD, kertas, lem, gunting, double tape, dan spidol.

Refleksi Hasil dan dampak :

Aksi 1
Dari langkah-langkah yang dilakukan, yaitu dengan penggunaan metode Problem Based Learning, media TPACK, serta metode Role Play, memberikan dampak yang positif. Peserta didik lebih antusias dalam belajar. Pembelajaran dengan melihat tayangan video dan mempraktekkan langsung dengan melakukan Role Play lebih menyenangkan dan bermakna.


Hasil yang efektif diperoleh melalui penerapan strategi penggunaan metode Problem Based Learning, media TPACK, dan metode Role Play terkait materi Introduction. Minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat.


Adapun respon orang lain terkait strategi yang dilakukan diantaranya adalah:
a. Dari peserta didik. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran. Mereka semua terlibat langsung dalam kegiatan.
b. Dari dosen dan guru pamong. Pembelajaran berlangsung dengan lancar. Peserta didik terlihat percaya diri saat melakukan Role Play.
c. Dari kepala madrasah. Strategi pembelajaran inovatif seperti ini perlu diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya.  

Faktor penyebab keberhasilan strategi ini adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning yang merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Penggunaan media pembelajaran yang atraktif berupa video dan metode Role Play membuat peserta didik termotivasi dan tertarik untuk belajar.

Pembelajaran yang diperoleh dari proses ini yaitu, saya mendapatkan feedback positif dari peserta didik, teman sejawat, dosen pembimbing, guru pamong, serta teman-teman PPG yang lain. Saya semakin memahami bahwa sebagai seorang guru harus selalu belajar dan terus belajar mengembangkan potensi diri dalam kemajuan proses belajar mengajar baik dari segi model, media ajar, dan metode pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

Aksi 2
Dari langkah-langkah yang dilakukan, yaitu dengan penggunaan metode Problem Based Learning, media TPACK, serta metode Window Shopping, memberikan dampak yang positif. Peserta didik lebih antusias dalam belajar. Pembelajaran dengan melihat tayangan video dan mempraktekkan langsung dengan melakukan Window Shopping lebih menyenangkan dan berhasil membangun pengetahuan mandiri peserta didik dalam memahami sebuah teks.

Hasil yang efektif diperoleh melalui penerapan strategi penggunaan metode Problem Based Learning, media TPACK, dan metode Window Shopping terkait materi Descriptive text. Minat dan motivasi belajar serta pemahaman tentang teks peserta didik meningkat.

Adapun respon orang lain terkait strategi yang dilakukan diantaranya adalah:
a. Dari peserta didik. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran. Mereka semua terlibat langsung dalam kegiatan.
b. Dari dosen dan guru pamong. Pembelajaran berlangsung dengan lancar. Peserta didik mampu membangun pengetahuan mandiri tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan sebuah teks deskriptif.
c. Dari kepala madrasah. Strategi pembelajaran inovatif seperti ini perlu diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya.  

Faktor penyebab keberhasilan strategi ini adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning yang merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Penggunaan media pembelajaran yang atraktif berupa video dan metode Role Play serta Window Shopping membuat peserta didik termotivasi dan tertarik untuk belajar.

Pembelajaran yang diperoleh dari proses ini yaitu, saya mendapatkan feedback positif dari peserta didik, teman sejawat, dosen pembimbing, guru pamong, serta teman-teman PPG yang lain. Saya semakin memahami bahwa sebagai seorang guru harus selalu belajar dan terus belajar mengembangkan potensi diri dalam kemajuan proses belajar mengajar baik dari segi model, media ajar, dan metode pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun