Mohon tunggu...
Ahmad Nugraha
Ahmad Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang individu yang penuh semangat dan cinta terhadap pengetahuan, saya adalah penggemar aktivitas mengaji, membaca, dan menulis. Hobi ini tidak hanya memberi saya kedamaian, tetapi juga memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas. Selain itu, saya juga memiliki kecintaan yang mendalam terhadap memasak, di mana saya dapat mengekspresikan diri melalui berbagai resep dan menciptakan hidangan yang lezat. Dengan kepribadian ENFJT, saya dikenal sebagai sosok yang empatik, visioner, dan berorientasi pada tujuan. Saya suka berinteraksi dengan orang lain dan seringkali berusaha menciptakan hubungan yang bermakna. Saya percaya bahwa setiap pengalaman dan interaksi dapat memberikan pelajaran berharga, dan saya berkomitmen untuk membawa perubahan positif di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata

2 November 2024   16:13 Diperbarui: 2 November 2024   16:18 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dan tiada sama saja. Adanya Aku di dunia ini tidaklah penting melainkan sebuah instromental tuhan sebagai sang Maha Sutradara. Dengan sedikit mengingat ssejarah penciptaan, tuhan dan manusia pernah terlibat dalam diplomasi pertama di alam semesta. Kunamakan diplomasi pra-act karena disinilah sutradara bernegoisasi dalam satu majelis dengan para pemain (aktornya)

" Hai manusia, apakah kalian bersedia turun ke dunia yang fana?"

"Hamba bersedia tuan!"

"Bukankah aku tuhanmu?"

"Benar Tuan!"

Dengan demikian, negoisasi berjalan lancar. Namun, masa demi masa berlalu meluas diri dalam kehidupan makhluk yang bernama "manusia" semakin berkurang. Psikologi dan ekologi tingkat dunia kian memburuk. Manusia kian melupa dirinya, manusia kian melupa tuhannya, manuia lupa di mana dia. Dengan keadaan ini sempurnalah ditemani bumi yang kian menua.

Berbicara tentang lupanya manusia, memang itulah tabiatnya,   asal kata yang dapat diartikan "orang yang melupa". Mungkin begitulah kehendak tuhan dengan maha kuasa dan mega skenario-Nya

Psikologi manusia di era ini semakin anjlok. Dengannya ekologi dan segala disiplin ilmu lainya pun ikut anjlok atau bahkan hancur. Kenapa? Karena manusia itu

(  )

Manusia itu pemimpin. Mesti dinamika kepemimpinan manusia itu masih dipertanyakan untuk jangkauannya, namun, manusia tetaplah khalifah. Dan dalam hal ini allah menjamin ke mutlak-an   firman-Nya

"Gusti, njenengan badhe lanopo? kok repot nitahake makhluk saking ndut. Padahal wonten kaula kalian malaikat ingkang luwih mulyo"

"Hush, aku luwih ngerti timbang kowe"

Setelah selesai masa penciptaan

" Inilah makhlukku yang paling mulia, bersujudlah kalian!"

Disinilah syaiton enggan bersujud pada nabi Adam as. Dan allah mengusirnya dari surge dengan menuruti satu permintaannya. Menggoda anak turun adam hingga hari akhir

Allah mengajari nabi adam As, dengan berbagai ilmu dan istilah-istilah. Dengan begittu allah kemudian mengadu nabi Adam As dengan makhluk-makhluknya yang lain. Begini dan begitulah terjaminnya kekhalifahan manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun