Judul             : KALA
Penulis           : Steffani Bella dan Syahid Muhammad
Penerbit          : Gradien Mediatama
Cetakan          : Pertama
Tebal Halaman   : 347
Tahun Terbit    : 2017
Kala adalah novel yang berkisah seputar hubungan asmara sepasang kekasih.Â
Saka, pria yang mempunyai hobi fotografi dan pekerjaan sebagai freelancer. Saka yang awalnya memiliki sifat tidak gampang terbuka dengan orang lain menjadi lebih terbuka setelah bertemu dengan Lara. Lara, wanita yang mempunyai hobi menulis dan juga bekerja di perusahan penerbit ini memiliki pengalaman pahit yang terobati  setelah bertemu Saka untuk pertama kalinya.
Setelah mereka memutuskan untuk terus bersama selamanya, ternyata untuk mempertahankan hubungan mereka tidak mudah. Hingga mereka memilih untuk berpisah karena takut saling melukai satu sama lain.Â
Akan tetapi, potongan kenangan indah yang telah terekam di memori mereka kerap saja muncul sehingga membuat mereka harus kembali menjalin hubungan.
Untuk mengetahui bagaimana persis ceritanya silakan baca dan nikmati karangan Steffani Bella (hujanmimpi) dan Syahid Muhammad (eleftheriawords) ini.
Yang unik dari novel ini yaitu, saya merasa telah membaca curahan hati dua orang sekaligus dalam satu kisah yang mana kedua orang itu benar-benar jujur dengan perasaannya masing-masing.Â
Di sebagian part Saka mencurahkan perasaannya, dan di sebagian lagi Lara juga mencurahkan perasaannya. Yang membuat saya bingung adalah, bagaimana cara kedua penulis menuangkan dua feeling pada satu ide ? Apa mungkin kisah Saka dan Lara adalah pengalaman pribadi dari kedua penulisnya ?
Novel ini kaya akan diksi yang indah dan ramah, alurnya tidak rumit, dan kebanyakan konflik yang ditemukan adalah konflik batin.
Penulis telah berhasil membuat saya yang jomblo sejak lahir ini jadi mengerti permasalahan yang biasa ditemukan dalam sebuah hubungan asmara.
Pada awalnya mereka yang menjalin hubungan tahu bahwa perbedaan diciptakan untuk saling menyempurnakan, akan tetapi mereka bisa saja lupa akan hal itu lantaran mereka terlalu sibuk mendahulukan ego masing-masing yang dapat berujung pada putusnya hubungan mereka.Â
Putusnya hubungan itu bisa saja abadi dan bisa saja kembali terjalin setelah proses upaya saling memahami satu sama lain.
Terakhir disunting : 20 Jan 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H