Guru: Pendidikan Karakter Hormat dan Ta'dlim Seorang Santri kepada Gurunya di SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo
Salaman dengan Mencium TanganDi SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo, tradisi pendidikan tidak hanya melibatkan penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga penanaman nilai-nilai akhlak yang sangat penting dalam membentuk karakter santri. Salah satu kegiatan yang sangat khas dan berperan penting dalam membentuk karakter santri adalah kegiatan salaman dengan mencium tangan guru. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan sejak dulu dan memiliki makna yang sangat mendalam dalam mendidik santri untuk selalu menghormati dan ta’dlim (bertingkah laku hormat) kepada guru mereka.
1. Kegiatan Salaman Mencium Tangan Guru: Tradisi yang Dijalankan Setiap Senin Pagi
Setiap Senin pagi, usai apel dan upacara, seluruh guru di SD Zainul Hasan Genggong berbaris di depan dan para santri yang berjumlah 376 orang berkesempatan untuk bersalaman dengan para guru mereka. Momen salaman ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan bentuk penghormatan yang sangat besar dari santri kepada guru sebagai simbol ta’dlim dan rasa terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Kegiatan ini dilaksanakan secara seremonial, dimana satu per satu santri mendekat kepada guru dan mencium tangan mereka sebagai wujud penghormatan dan doa restu.
2. Mempererat Ikatan Batin antara Santri dan Guru
Tujuan utama dari kegiatan salaman ini adalah untuk mempererat ikatan batin antara santri dan guru. Proses salaman dan mencium tangan ini memberikan kesempatan bagi santri untuk lebih dekat secara emosional dengan gurunya. Dalam tradisi pesantren, mencium tangan guru bukan hanya sebagai tanda penghormatan, tetapi juga sebagai bentuk doa dan tabarrukan (mencari berkah) kepada guru yang dianggap sebagai sumber ilmu dan pencerahan.
Dengan cara ini, para santri diajarkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan guru, mengingat bahwa mereka adalah orang yang memberikan petunjuk hidup dan membimbing dalam perjalanan keilmuan serta spiritualitas. Kegiatan ini menumbuhkan rasa hormat yang tulus kepada guru, yang menjadi dasar bagi santri untuk selalu menghargai mereka sepanjang hidup.
3. Pendidikan Karakter yang Menghormati Guru
Selain sebagai tradisi, kegiatan salaman ini juga merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter yang penting di SD Zainul Hasan Genggong. Dalam Islam, menghormati dan berbakti kepada guru adalah bagian dari akhlak mulia yang sangat dijunjung tinggi. Dengan mencium tangan guru, santri diajarkan untuk tidak melupakan jasa guru yang telah mendidik mereka. Aktivitas ini juga mengajarkan para santri untuk rendah hati, mengakui bahwa setiap pencapaian yang mereka raih tidak lepas dari bimbingan dan doa restu dari guru.
Melalui kegiatan salaman ini, para santri diharapkan tidak hanya memahami pentingnya menghormati guru dalam konteks pembelajaran, tetapi juga dalam konteks kehidupan sehari-hari. Rasa hormat ini akan menanamkan nilai-nilai kesopanan, disiplin, dan rasa terima kasih yang akan membentuk karakter mereka sebagai pribadi yang memiliki akhlak yang baik, cerdas, dan berprestasi.
4. Tabarrukan kepada Guru dan Doa untuk Kesuksesan
Dalam tradisi pesantren, tabarrukan kepada guru adalah salah satu bentuk penghormatan tertinggi. Dengan mencium tangan guru, santri berharap dapat memperoleh berkah ilmu dan doa yang akan membantu mereka dalam meraih kesuksesan. Kegiatan ini mengajarkan kepada santri untuk selalu mengingat guru mereka, bahkan setelah mereka meninggalkan pesantren atau kelak meraih kesuksesan. Meskipun mereka kelak memiliki jabatan tinggi atau mencapai prestasi luar biasa, mereka diharapkan tidak melupakan jasa guru yang telah membimbing mereka sejak awal.
Guru di SD Zainul Hasan Genggong tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan yang memberikan arahan dalam kehidupan. Melalui kegiatan ini, santri diajarkan untuk selalu menjaga hubungan yang baik dengan guru, mengingat setiap ilmu yang mereka terima adalah anugerah yang harus dihargai dengan penuh rasa hormat dan ta’dlim.
5. Harapan untuk Masa Depan Santri
Harapan dari kegiatan salaman ini adalah agar kelak, ketika para santri mencapai kesuksesan dan mencapai posisi yang lebih tinggi dalam kehidupan, mereka tidak melupakan nilai-nilai dasar yang telah mereka pelajari di pesantren. Dengan selalu mengingat untuk menghormati guru, para santri akan tetap menjadi pribadi yang rendah hati, tidak sombong, dan senantiasa bersyukur atas apa yang telah mereka capai. Tradisi salaman ini bukan hanya soal memberi salam, tetapi juga tentang menjaga hubungan yang penuh kasih sayang dan penghormatan kepada orang yang telah banyak berkorban dalam mendidik mereka.
Penutup
Kegiatan salaman dengan mencium tangan guru di SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo bukan sekadar tradisi, tetapi juga merupakan wujud dari pendidikan karakter yang mengajarkan santri untuk selalu menghormati dan mencintai guru mereka. Melalui kegiatan ini, diharapkan para santri tidak hanya menjadi cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia, dengan senantiasa menghargai jasa guru dalam setiap langkah hidup mereka. Semoga dengan tradisi ini, para santri akan tumbuh menjadi insan yang berakhlakul karimah, sukses, dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, sambil tetap menjaga rasa hormat dan ta’dlim kepada para guru mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H