Mohon tunggu...
Ahmad Muzammil
Ahmad Muzammil Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Tetap PBA Universitas Islam Zainul Hasan Probolinggo

Saya adalah Dosen tetap PBA Universitas Islam Zainul Hasan Probolinggo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Salaman Dengan Mencium Tangan Guru : Pendidikan Karakter Hormat Ta'dlim Seorang Santri Kepada Gurunya di SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo

18 Januari 2025   00:05 Diperbarui: 18 Januari 2025   00:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto seorang santri bersalaman dengan mencium tangan Gurunya di Halaman SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo (Dokumentasi Peribadi)

Salaman dengan Mencium Tangan Guru: Pendidikan Karakter Hormat dan Ta'dlim Seorang Santri kepada Gurunya di SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo

Di SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo, tradisi pendidikan tidak hanya melibatkan penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga penanaman nilai-nilai akhlak yang sangat penting dalam membentuk karakter santri. Salah satu kegiatan yang sangat khas dan berperan penting dalam membentuk karakter santri adalah kegiatan salaman dengan mencium tangan guru. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan sejak dulu dan memiliki makna yang sangat mendalam dalam mendidik santri untuk selalu menghormati dan ta’dlim (bertingkah laku hormat) kepada guru mereka.

1. Kegiatan Salaman Mencium Tangan Guru: Tradisi yang Dijalankan Setiap Senin Pagi

Setiap Senin pagi, usai apel dan upacara, seluruh guru di SD Zainul Hasan Genggong berbaris di depan dan para santri yang berjumlah 376 orang berkesempatan untuk bersalaman dengan para guru mereka. Momen salaman ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan bentuk penghormatan yang sangat besar dari santri kepada guru sebagai simbol ta’dlim dan rasa terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Kegiatan ini dilaksanakan secara seremonial, dimana satu per satu santri mendekat kepada guru dan mencium tangan mereka sebagai wujud penghormatan dan doa restu.

2. Mempererat Ikatan Batin antara Santri dan Guru

Tujuan utama dari kegiatan salaman ini adalah untuk mempererat ikatan batin antara santri dan guru. Proses salaman dan mencium tangan ini memberikan kesempatan bagi santri untuk lebih dekat secara emosional dengan gurunya. Dalam tradisi pesantren, mencium tangan guru bukan hanya sebagai tanda penghormatan, tetapi juga sebagai bentuk doa dan tabarrukan (mencari berkah) kepada guru yang dianggap sebagai sumber ilmu dan pencerahan.

Dengan cara ini, para santri diajarkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan guru, mengingat bahwa mereka adalah orang yang memberikan petunjuk hidup dan membimbing dalam perjalanan keilmuan serta spiritualitas. Kegiatan ini menumbuhkan rasa hormat yang tulus kepada guru, yang menjadi dasar bagi santri untuk selalu menghargai mereka sepanjang hidup.

3. Pendidikan Karakter yang Menghormati Guru

Selain sebagai tradisi, kegiatan salaman ini juga merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter yang penting di SD Zainul Hasan Genggong. Dalam Islam, menghormati dan berbakti kepada guru adalah bagian dari akhlak mulia yang sangat dijunjung tinggi. Dengan mencium tangan guru, santri diajarkan untuk tidak melupakan jasa guru yang telah mendidik mereka. Aktivitas ini juga mengajarkan para santri untuk rendah hati, mengakui bahwa setiap pencapaian yang mereka raih tidak lepas dari bimbingan dan doa restu dari guru.

Melalui kegiatan salaman ini, para santri diharapkan tidak hanya memahami pentingnya menghormati guru dalam konteks pembelajaran, tetapi juga dalam konteks kehidupan sehari-hari. Rasa hormat ini akan menanamkan nilai-nilai kesopanan, disiplin, dan rasa terima kasih yang akan membentuk karakter mereka sebagai pribadi yang memiliki akhlak yang baik, cerdas, dan berprestasi.

4. Tabarrukan kepada Guru dan Doa untuk Kesuksesan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun