Batin menangis hati patah
riwayat tertulis penuh dengan
tetesan air mata
Sungguh ini suatu ujian
tetapi hendaklah kau bersabar
jujurlah kepada Tuhan
Wahai kau burung dalam sangkar
dapatkah kau menahan siksa
dari kekejaman dunia
yang tak tahu menimbang rasa."
Â
Lagu itulah yang terdendang dalam hatiku setiap saat, dalam bebrapa bulan lamanya, kira-kira satu tahun aku segera melepaskannya karena sayap dan paruhnya sudah cukup kuat untuk terbang dan mencari makan sendiri.
 Aku masih mendengarkan suara tekukur yang bersahut-sahutan di atas genting. Bunga-bunga sepatu yang merah tua dan cerah sudah merekah. Mataku menatap tak melepaskannya. Bunga itu dulu kecil sekali kupotes dari kaki Gunung Salak saat liburan bersama keluarga, sebagai kenangan untuk anakku Amel, yang setiap pagi merengek minta bunga sepatu untuk praktik pelajaran ilmu pengetahuan alam. kini menjadi pemandangan indah sepanjang hari saat aku kelelahan dari pekerjaan.
Kosakata:
diangi: dikipasi agar dingin
potes: petik