Kata Salafi Berasal dari "Salaf" yang artinya "pendahulu" atau "generasi awal" dalam Islam. Pemahaman Salafi menekankan kembali kepada ajaran Islam yang dianggap sesuai dengan pemahaman para salaf, yaitu generasi pertama Muslim, yang mencakup masa Nabi Muhammad dan generasi-generasi awal setelahnya. Mereka menekankan pemahaman literal terhadap Al-Quran dan hadis, serta menolak bid'ah (inovasi) dalam agama.
Sedangkan kata Wahhabi Merujuk pada ajaran yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab pada abad ke-18 di wilayah Arab Saudi. Ajaran Wahhabi menekankan monotheisme yang tegas (Tawhid) dan menolak praktik-praktik yang dianggap bid'ah dalam Islam. Wahhabisme memiliki pengaruh yang kuat di Arab Saudi dan menjadi landasan ajaran resmi di sana.
Gerakan Salafi-Wahhabi merupakan salah satu gerakan Islam yang paling berpengaruh di dunia. Gerakan ini berfokus pada pemurnian Islam, dan berpandangan bahwa Islam hanya dapat dipahami dan diamalkan sesuai dengan pemahaman dan praktik para sahabat Nabi Muhammad saw.
Sejarah Gerakan Salafi-Wahhabi
Gerakan Salafi-Wahhabi didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Najd, Arab Saudi, pada abad ke-18. Wahhab berpendapat bahwa umat Islam telah menyimpang dari ajaran Islam yang murni, dan perlu dimurnikan kembali.
Ajaran Wahhab kemudian menyebar ke berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Gerakan Salafi-Wahhabi di Indonesia mulai dikenal pada akhir abad ke-20, dan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Ajaran Gerakan Salafi-Wahhabi
Gerakan Salafi-Wahhabi memiliki ajaran yang berfokus pada pemurnian Islam. Ajaran-ajaran tersebut antara lain:
A. Pemurnian tauhid
Salafi-Wahhabi berpandangan bahwa tauhid merupakan inti ajaran Islam. Mereka mengajarkan bahwa umat Islam harus memurnikan tauhidnya, dengan menyembah Allah SWT semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.
B. Penerapan syariah secara kaffah