Mohon tunggu...
Ahmad Khumaedy Ali
Ahmad Khumaedy Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seseorang yang sangat baik hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Keterlibatan Politik Generasi Milenial

8 Juli 2024   07:58 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
InpIlustrasi strategi politik (Foto: Edi Wahyono/Detik.com)

 

Dampak Media Sosial Terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial

Media sosial telah mengubah lanskap keterlibatan politik generasi milenial secara signifikan. Sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi digital, milenial memanfaatkan platform seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube untuk mendapatkan informasi politik, berbagi pandangan, dan berpartisipasi dalam diskusi politik (Loader et al., 2014; Bennett, 2012). Hal ini berbeda dengan cara generasi sebelumnya berinteraksi dengan politik, yang lebih bergantung pada media tradisional seperti televisi, radio, dan surat kabar.

 

Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Politik

Salah satu dampak positif utama dari penggunaan media sosial adalah peningkatan kesadaran politik di kalangan generasi milenial. Media sosial memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan luas, membuat berita politik dan isu-isu sosial lebih mudah diakses. Platform media sosial sering menjadi sumber utama informasi bagi milenial, menggantikan media tradisional. Misalnya, kampanye politik dan gerakan sosial seringkali menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan mereka, yang dapat mencapai audiens yang lebih besar dan beragam. Dengan demikian, media sosial berperan penting dalam meningkatkan kesadaran politik dan mendorong partisipasi aktif.

Selain itu, media sosial juga memungkinkan milenial untuk terlibat langsung dalam aktivitas politik. Contohnya, mereka dapat berpartisipasi dalam petisi online, kampanye digital, dan diskusi politik di forum dan grup media sosial. Ini memberikan rasa keterlibatan yang lebih besar karena memungkinkan partisipasi yang lebih aktif dan interaktif dibandingkan dengan hanya menjadi penonton pasif dari berita di media tradisional.

Memfasilitasi Diskusi dan Debat Politik

Media sosial menyediakan platform yang memungkinkan milenial untuk berdiskusi dan berdebat tentang isu-isu politik. Dengan fitur komentar, retweet, dan share, pengguna dapat dengan mudah menyampaikan pendapat mereka, berdebat dengan orang lain, dan berbagi informasi. Platform seperti Twitter dan Facebook memungkinkan dialog langsung antara warga negara dengan politisi, jurnalis, dan tokoh masyarakat. Hal ini menciptakan ruang publik yang lebih inklusif dan demokratis, di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk bersuara dan didengar.

Namun, meskipun media sosial memfasilitasi diskusi politik yang lebih luas, hal ini juga membawa risiko polarisasi hal ini juga membawa risiko polarisasi dan penyebaran informasi palsu (Tufekci, 2018). Oleh karena itu, penting bagi generasi milenial untuk memiliki keterampilan literasi digital yang baik, sehingga mereka dapat menyaring informasi, mengenali bias, dan mengidentifikasi hoaks (Hobbs, 2010; Mihailidis & Viotty, 2017). Algoritma media sosial cenderung mempromosikan konten yang memicu emosi kuat, seperti kemarahan dan ketakutan, yang dapat memperparah perpecahan politik. Pengguna cenderung terjebak dalam "echo chambers" atau ruang gema, di mana mereka hanya terpapar pada pandangan yang sejalan dengan pandangan mereka sendiri, memperkuat bias dan memperburuk polarisasi.

 Risiko Informasi Palsu dan Propaganda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun