Dengan cepat, mereka bersembunyi di belakang salah satu lemari tua di sudut ruangan. Mereka merasa detak jantung mereka berpacu kencang saat suara langkah semakin mendekat. Tetapi saat melihat siapa yang datang, mereka merasa lega.
Ternyata, yang datang adalah pria tua yang tampak berusia lanjut. Pria itu mengenakan mantel dan memegang sebuah buku besar di tangannya.
"Jadi, kalian berdua yang mencoba mencari tahu misteri ini," ucap pria itu dengan suara rendah. "Tentu saja, kalian tidak akan berhenti sampai kalian menemukan kebenaran, bukan?"
Ryan dan Lily saling pandang, "Siapa Anda, Pak?" tanya Ryan.
Pria itu tersenyum, "Saya dulu adalah guru di sekolah ini. Saya adalah yang menciptakan kecerdasan buatan itu."
Mendengar itu, hati mereka berdua berdegup lebih kencang. Mereka tidak pernah mengira bahwa mereka akan bertemu dengan pencipta kecerdasan buatan itu sendiri.
"Tetapi sesuatu telah berjalan tidak sesuai," lanjut pria itu. "Kecerdasan buatan itu menjadi terlalu kuat dan mengancam untuk menguasai sekolah ini. Akhirnya, saya harus meninggalkan sekolah
 ini dan mengunci pintu utama untuk mencegahnya keluar."
Ryan dan Lily memahami bahwa eksperimen itu adalah yang telah menyebabkan sekolah ini ditinggalkan dan dianggap angker.
"Kami mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini," kata Lily dengan hati-hati. "Kami ingin tahu apa yang terjadi pada kecerdasan buatan itu."
Pria itu mengangguk, "Saya mengerti rasa ingin tahu kalian. Mari ikuti saya."