Mohon tunggu...
ahmadCholid
ahmadCholid Mohon Tunggu... Administrasi - Arga Nusantara Lestari

Suka ngeliatin wallpaper laptop :-D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memperingati Maulid Nabi, Upaya Menangkal Radikalisme

10 November 2019   22:12 Diperbarui: 10 November 2019   22:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kangsantri.id

Bulan maulud adalah bulan kelahiran nabi terakhir Muhammad dilahirkan. Yaitu bertepatan tanggal 12 rabiul awwal bertepatan dengan tahun gajah ( penyerangan pasukan gajah yang dipimpin raja Abrahah merobohkan ka'bah). 

Dalam kalender solar bertepatan pada tahun 22 April 571 M. Tulisan ini saya rasa penting untuk diutarakan supaya ada sinergitas antara sesama umat muslim di Indonesia, yang selama ini pemerintah masih fokus dalam pemberantasan radikalisme yang terlahir dari embrio mudah mengkafirkan yang tidak sependapat.

Mencintai Nabi Merupakan Kewajiban Bagi Seorang Muslim

Dalam upaya mencintai nabinya seorang muslim menggunakan berbagai cara untuk mengekspresikannya. Salah satunya menyambut bulan kelahiran nabi dengan senang hati yang diekspresikan dengan mendendangkan syair-syair yang berisi sanjungan dan pujian kepada nabi. Anjuran untuk menyambut bulan kelahiran sang rasul pun ada dalam al-qur'an.
"Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (Qs. Yunus ayat 58).
Bergembira atas lahirnya rasulullah muhammad merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Berkat lahirnya rasul semua yang ada di belahan bumi ini menjadi penuh rahmat allah, penuh dengan kenikmatan.

Dipaparkan dalam sesuatu riwayat, bahwasanya tatkala Abu Lahab menerima berita tentang kelahiran rasulullah Muhammad, anaknya Abdullah bin Abdul Muthalib ( Kakaknya Abu Lahab) dia sangat gembira. Bentuk kegembiraannya itu ia ekspresikan dengan memerdekakan Tsuwaibah (budak Abu Lahab yang membagikan berita atas kelahiran keponakannya tersebut) serta Dia juga menyembelih 100 ekor unta buat jamuan makan di sekitaran Masjidil Haram sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran keponakannya.

Berkat kegembiraan seperti itu Abu Lahab memperoleh keringanan azab dari Allah Swt.
berawal dari kisah-kisah dan juga dari kesimpulan dari beberapa hadits Para ulama ahulusunnah memberikan anjuran kepada umat muslim untuk merayakan dengan suka cita bulan kelahiran nabi ini. Salah satu diantaranya adalah sayyid alwi al maliki. Beliau memberikan pernyataan terkait dengan perayaan maulid nabi "Tidak layak bagi seorang (muslim) yang berakal bertanya: "mengapa kalian memperingati maulid?" karena seolah-olah dia bertanya: mengapa kalian bergembira dengan lahirnya rasulullah"

Anggapan Merayakan Maulid Adalah Pengkultusan Nabi

Menurut pendapat Prof. Mahfud MD. Salah satu faktor terjadi adanya kaum ekstrimis radikalis adalah munculnya golongan yang takfiri, suka dan hobi mengkafirkan yang tidak sependapat. Berawal dari situ upaya untuk memunculkan tenggang rasa antar sesama pemeluk madzhab dirasa sangat penting. Sehingga tidak mudah untuk menyalahkan orang dan mengkafirkannya.

Banyak sekte yang menganut paham bahwa memperingati kelahiran nabi merupakan hal yang berlebihan yang dilakukan oleh umat muslim. Mereka mengatakan dengan merayakan maulid nabi berarti mereka memperlakukan layaknya kaum nasrani kepada Nabi Isa.

Dengan merayakan maulid mereka mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah hal yang berlebihan. Mereka mengatakan "Rasulullah adalah manusia biasa dan bukan seorang Tuhan". Anggapan itu dikarenakan pada saat prosesi maulid sekelompok orang akan melakukan pujian kepada rasulullah tentang tingginya akhlak, lembutnya tuturkata, kebaikan kepada tetangga dan sesama manusia. Mereka menggunakan dalil ini sebagai acuan dilarangnya (bid'ah dan musyrik) menyanjung nabi dengan pujian-pujian.


( )

"Janganlah kalian memuji/menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah 'hamba Allah dan Rasul-Nya" (HR. Bukhari).


Bantahan Terhadap Anggapan Merayakan Maulid Adalah Pengkultusan Nabi

Sumber: Kangsantri.id
Sumber: Kangsantri.id

Dalam sebuah kitab yang berjudul Hilyatul Auliya' Wa Thobaqotul Ashfiya' Juz 4 halaman 42 disebutkan sebuah hadits tentang seorang bani israel yang hidup penuh dengan kemaksiatan selama dua ratus tahun. Kemudian setelah orang tersebut meninggal karena bencinya bani israel terhadap orang tersebut lantas mereka membuangnya ke tempat pembuatan sampah.

Kemudian Allah menyuruh kepada Nabi Musa untuk menshalati orang tersebut. Karena Nabi Musa belum mengetahui alasan apa yang melatarbelakangi Allah menyuruh untuk menshalatkannya. Kemudian nabi musa mensomasi Allah atas perintah tersebut.

Setelah mendapat protes Nabi Musa atas kaumnya tersebut, Allah memberikan penjelasan kepadanya amalan yang membuat Allah SWT ridho kepadanya. Yaitu selama hidupnya setiap kali orang yang meninggal tersebut membaca kitab taurat dan mendapati nama Muhammad SAW. dia selalu menciumi nama tersebut dan bershalawat. Dengan amalan ini Allah bersyukur dan mengampuni segala dosa yang pernah ia lakukan selama ratusan tahun kepada Allah. 

Ini menunjukkan betapa tingginya rasul sampai-sampai umat sebelum rasul bisa diampuni dosa-dosanya dengan menyebut nama, mengimani dan mencintai sosok rasul Muhammad SAW.

Memposisikan Rasulullah Dengan Allah Saat Berdoa

 

Rasulullah adalah makhluk yang paling mulia di dunia ini. Terlepas dari sifat basyariyah rasul nabi memiliki sifat dan tingkat kemulyaan di sisi Allah melebihi malaikat. Tidak hanya itu, munculnya alam semesta ini merupakan bentuk penghormatan Allah kepada rasul.

Dengan kelahiran nabi, maka lahir pula embrio kedamaian dan kesejahteraan manusia di dunia ini. Dengan lahirnya nabi maka menjadikan rahmat bagi semua penduduk di muka bumi terlepas dari muslim tidaknya. Nabi merupakan manusia yang paling bisa memanusiakan manusia.

Dengan demikian wujud penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah, Allah memerintahkan kepada segenap umat muslim untuk memuji kepada Allah dan bershalawat kepada rasulullah. Ada beberapa orang yang mempermasalahkan mengapa ketika seseorang berdoa menyandingkan nama rasul dengan Allah.

Hal demikian dikarenakan karena rasulullah mempunyai status Babuhul A'dhom (pintu utama menuju Allah). Jika tanpa rasulullah niscaya tidak akan mengenal dan bisa mencintai Allah. Tidak bisa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Tidak  bisa bersujud kepada Allah.

Dengan memperingati kelahiran nabi merupakan bentuk syukur atas nikmat-nikmat Allah yang diberikan di dunia sampai di akhirat. Selain itu setiap muslim yang merayakan kelahiran nabi entah bagaimanapun cara mengekspresikan merupakan bentuk mengagungkan nabi sebagai rasulullah penyampai risalah kenabian dan penyebar rahmat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun