Rasa dicintai menjadikan kita kuat, dan rasa mencintai menjadikan kita berani.
Dan kekuatan dalam kehidupan ini sudah lama tidak lagi berarti kekuatan otot, tetapi adalah kekuatan hati untuk tetap bertahan dalam kesulitan, untuk tetap bersabar dalam menanti hasil dari kejujuran dan kerja keras kita.
Dan berani telah juga meluas artinya, yang sekarang bukan lagi keberanian untuk mati, tetapi terutama adalah keberanian untuk hidup dengan sepenuhnya.
Dan cinta kita kepada Tuhan, kepada diri, kepada kehidupan, dan kepada jiwa-jiwa baik yang berada dalam kehidupan kita adalah motivasi yang menjadikan kita seindah-indahnya jiwa yang kuat dan berani. (Mario Teguh)
4. Senyum Bukti Cinta
-Bukti terkecil bahwa hatimu masih diselimuti cinta adalah senyummu saat berjumpa dengan saudara-saudaramu. (A.B.I.K)
5. Jatuh Cinta or Jatuh karena Cinta?
Jatuh cinta dan jatuh karena cinta itu satu paket, ia akan membawa kita kepada level kedewasaan berikutnya. (NAI).Walaupun satu paket namun ia memiliki rasa yang berbeda. Yang satu membawa hatimu tinggi melambung dan menyusupkan rasa bahagia kedalam hati, Dan yang satu lagi membawa hatimu jatuh dan menyusupkan lara yang meyesakkan dadamu. Maka kamu pilih yang mana?
6. Karena tampilan fisik bukanlah segalanya bagi para pecinta
-Ibnu Qoyyim dalam bukunya ‘taman orang-orang jatuh cinta & memendam rindu’ menulis bahwa “Allah menjadikan penyebab kesenangan adalah keberadaan istri. Andaikata penyebab tumbuhnya cinta adalah rupa yang elok, tentunya (wanita) yang tidak memiliki keelokan tidak akan dianggap baik sama sekali. Kadangkala kita mendapatkan orang yang lebih elok rupanya memilih pasangan yang lebih buruk rupanya, padahal dia juga mengakui nilai keelokan (wanita) yang lain. Meski begitu, tidak ada kendala apa-apa dalam hatinya. Karena kecocokan akhlaq merupakan sesuatu yang paling disukai manusia, dengan begitu kita tahu bahwa inilah yang paling penting dari segalanya. Memang bisa saja cinta tubuh karena sebab-sebab tertentu. Tetapi cinta itu akan cepat lenyap, dengan lenyapnya sebab.’ Kalau bahasa ringkasnya mas fauzil, ‘kecantikan wajah terletak di nomor kesekian. Jauh lebih penting dari kecantikan wajah adalah kesejukan wajah Anda ketika suami memandang.’(Ibnu Qoyyim)
-Para pecinta sejati tidak memancarkan pesonanya dari ketampanan atau kecantikannya, atau kekuasaan dan kekayaannya, atau popularitas dan pengaruhnya. Pesona mereka memancar dari kematangan mereka. Mereka mencintai maka mereka memberi. Mereka kuat. Tapi kekuatan mereka menjadi sumber keteduhan jiwa orang-orang yang dicintainya. Mereka berisi, dan sangat independen. Tapi mereka tetap merasa membutuhkan orang lain, dan percaya bahwa hanya melalui mereka ia bisa bertumbuh dan bahwa pada orang-orang itulah pemberian mereka menemukan konteksnya. Kebutuhan mereka pada orang lain bukan sebentuk ketergantungan. Tapi lahir dari kesadaran mendalam tentang keterbatasan manusia dan keniscayaan interdepensi manusia.(Anis Matta)