Mohon tunggu...
Ahmad Jalil Afandi
Ahmad Jalil Afandi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru

Ketika tulisan mengubah pola pikir seseorang, maka disitulah penulis berhasil.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiada Akhir (Part 1)

16 Agustus 2021   16:21 Diperbarui: 16 Agustus 2021   16:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya di rumah, Santi segera menuju ke dapur kesayangannya. Kemudian dia menyiapkan bawang merah, bawang putih, serai, daun salam, dan kunyit untuk bumbu ayam bakarnya. Setelah bumbu siap, seperti kebiasaannya sebelum memanggang ayam, Santi merebus ayam terlebih dahulu dengan bumbu yang sudah di siapkan, dia ingin memastikan tidak ada darah pada daging ayam olahan tersebut Ketika dikonsumsi oleh pelanggannya.

Sambil merebus ayam yang akan dibakar, Santi menyiapkan beras yang akan digunakan untuk nasi putihnya. Dia pun mencuci bersih beras tersebut dan memasukkannya ke dalam panci. Kemudian dia merebus nasi tersebut sambil sesekali diaduk agar tidak gosong sampai beras tersebut setengah matang. Setelah itu dia memasukkan nasi setengah matang tersebut ke dalam panci pengukus yang biasanya dia gunakan untuk menanak nasi.

Setelah Santi memasukkan nasi ke dalam panci kukusan, ternyata ayamnya sudah matang dan siap untuk dibakar. Setiap kali membakar ayam, Santi harus menggunakan arang sebagai bara api. Tangannya yang halus mengambil arang yang telah disiapkannya tadi malam di samping kompor. Seperti dukun yang meniupkan mantra, Santi pun meniup arang yang sudah menyala agar semakin membara. 

Ayam yang direbusnya pun ditata dengan rapi di panggangan dan Santi meletakkannya di atas bara arang yang dia tiup dari tadi. Asap langsung menyeruak keatas sesaat ayam diletakkan di atas arang yang membara. Wangi ayam bakar pun memenuhi seisi dapur Santi, seakan menghipnotis dan memanjakan hidung para penikmatnya.

Setelah ayam bakar siap, Santi bergegas menyiapkan mie kering dan kentang yang sudah dia beli dari pasar tadi. Dikarenakan bumbu mie goreng dan sambal goreng kentang Itu sama, maka Santi membuat kedua hidangan tersebut dalam wajan besar.

Tangannya yang mulai berbau bumbu dapur langsung mengupas bawang merah dan bawang putih dan menyiapkan cabe rawit yang banyak. Karena dia tidak menyiapkan sambal di nasi kotaknya, maka dia pasti membuat mie goreng dan sambal goreng itu terasa pedas. Setelah menghaluskan bumbu di cobek, Santi pun menumis bumbu tersebut dengan sedikit minyak panas. 

Setelah bumbu matang, dia tidak lupa memasukkan kecap manis andalannya. Kemudian dia memasukkan mie kering yang sudah di rebus dan kentang yang sudah dia potong kotak-kotak ke dalam wajan super besar. Dengan tangan besinya, dia pun mengaduknya hingga rata dan memastikan benar-benar tercampur dan tidak ada bumbu yang menggumpal.

Jarum panjang yang ada ada di jam dinding rumah Santi menunjukkan angka 12 sedangkan jarum pendek menunjukkan angka 6. Sehingga masih ada waktu satu jam lagi untuk memasukkan apa-apa yang dia masak ke dalam kotak. Jari-jemari ajaibnya pun mencetak nasi dan memasukkannya ke dalam kotak nasi yang terbuat dari kertas tahan air dan minyak. Kemudian dia masukkan ayam bakar, mie goreng dan sambal goreng kentang ke kotak nasi yang berwarna putih tersebut.

"Alhamdulillah pesanan nasi kotaknya Bu Lina sudah kelar." kata Santi sambil menyeka keringat di keningnya.

"Sepertinya saya akan mandi terlebih dahulu, deh. Setelah itu saya antarkan segera pesanan Bu Lina segera. Supaya tetap hangat Ketika dimakan nanti." gerutu Santi sambil mengambil handuk di pintu kamar mandi.

Selesai mandi dan berdandan, Santi pun bergegas menuju ke rumahnya Bu Lina sambil membawa nasi kotak yang sudah dibuatnya sejak subuh tadi. Sesampainya di depan rumah Bu Lina, Santi pun mengucapkan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun