tapi selalu kucoba dalam hitungan waktu
dengan kedua tangan merentang luas dan tengadah
-dan aku bisa percayasuatu kelemahan telah membuka tujuan baru-
di musim yang bekubertebaran wajahmu dan hujan yang menyapa
setiap rintik kuingin menyerahkannya
selama di jari manismu masih lentik tak bertanda..
Jakarta, 2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!