Mohon tunggu...
Ahmad Izzuddin
Ahmad Izzuddin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STITMA Blitar, Penikmat Kajian Filsafat, Pendidikan, dan Cinta

Hamba dhoif yang selalu berusaha mengenali diri sendiri dan menyelami hakikat hidup

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami Metode Dialektika Socrates dalam Mencari Kebenaran

29 Mei 2023   20:10 Diperbarui: 31 Mei 2023   09:56 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laches: Ya Tuhan, itu mudah, Socrates! Jika seseorang siap tempur menghadapi lawan, dan tidak melarikan diri atau mundur, itulah keberanian.

Socrates: Pada pertempuran Platea, demikian riwayatnya, pasukan Spartan menghadapi Pasukan Persia. Mereka tidak punya pertahanan yang baik, sehingga terpukul mundur. Setelah mundur, pasukan Spartan menyusun strategi dan maju lagi dengan mengamuk bak banteng terluka dan memenangkan akhir pertempuran. Apakah pasukan Spartan bukan pemberani karena sempat terpukul dan mundur?

Laches: .......!

Dari dua cerita diatas menunjukkan bagaimana Socrates menggunakan metode dialektika untuk menemukan kebenaran, kebenaran ditemukan dari orang yang diajak diskusi melalui metode bertanya, seperti seorang bidan yang membantu ibu-ibu melahirkan. Dalam cerita pertama sahabat Socrates menyadari bahwa menceritakan tentang orang lain jika kontennya belum tentu benar, bahan cerita tentang keburukan maka tidak akan membawa manfaat atau unfaedah. Dalam cerita kedua, Nicias dan Laches dengan dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari Socrates akhirnya menemukan jawaban bahwa keberanian harus mengandung unsur pengetahuan, kesadaran akan yang baik dan buruk, dan tidak harus ditentukan oleh peperangan.

Metode dialektika ini terus dijalankan oleh Socrates sehingga banyak sekali yang tersadarkan jika orang yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak memahami apa yang sesungguhnya mereka ketahui. Kenyataan itu akhirnya menumbuhkan kebencian para kaum sofis kepada Socrates, kaum sofis adalah orang sombong yang merasa mengerti apa saja dan ahli dalam kemahiran pidato untuk melakukan maksud-maksud jahat. Rasa sakit hati itulah yang akhirnya membawa Socrates didakwa pengadilan dan dijatuhi hukuman mati, dengan dakwaan merusak generasi muda.

Sebenarnya Socrates dapat terbebas dari hukuman mati, namun beliau beranggapan jika ajarannya lebih agung daripada nyawanya dan menggadaikan kebenaran ditukar dengan kehidupan, maka ketika sudah wafat ajarannya tidak akan dilestarikan. Saat mendengar keputusan persidangan, Socrates tampak begitu tenang, dan malah berkata "Di alam kematian, aku bisa selamanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan filsafat kepada setiap orang yang aku jumpai."

Ucapan Socrates akhirnya terbukti, ajaran filsafatnya mengilhami hampir seluruh Filsuf barat dan timur, dasar filsafatnya ditelaah, dikembangkan dan akhirnya ilmu pengetahuan beranak pinak menjadi sangat luas, manusia tercerahkan, dunia menjadi modern, dan kehidupan menjadi mudah, itu semua berawal dari pondasi filsafat yang dibangun oleh Socrates. mengingat filsafat adalah ibu atau induk (mother of science) dari semua ilmu pengetahuan.

Blitar, 29 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun