Di musim basah yang pasrah, saat
orang-orang mulai bosan menampung
tetesan hujan di mata mereka.
Kau meminta aku bercerita perihal:
mengapa perempuan lebih suka bermain
hujan dari pada mencari tempat berteduh?
Suatu waktu, ada seorang anak gadis yang
hobi menggenang air matanya sendiri.
Setiap kesedian adalah suatu perayaan.
Duka adalah hal yang amat disukainya.
seiring air matanya terkumpul di bola
matanya yang mungil. hingga tak ada
ruang lagi untuk satu tetes kesedihan.
Sampai suatu hari rintik hujan,
menari di depan jendela kamar.
Hujan mengajak anak itu menumpahkan
apa yang semestinya mengalir pada tanah,
batu dan sepasang pipi yang kering.
Pada akhirnya mereka sama-sama basah,
hujan selalu mempunyai cara
menyembunyikan kesedihan.
Langit dan hujan adalah tempat berteduh
untuk membersihkan sedih yang tak kunjung sudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H