Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sobat (1/3)

19 Oktober 2024   21:30 Diperbarui: 19 Oktober 2024   21:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak merebaknya pandemi global Covid 19, sang sahabat mulai terlihat berubah. Dari pribadi yang santai berubah menjadi lebih serius dan ekstrem. Menurutnya pandemi adalah hasil konspirasi elit global yang hendak menguasai dunia. Wira tidak terlalu ambil pusing akan hal itu. Meski begitu, dia cukup tertarik saat diajak berbicara seputar masalah itu.

Seiring waktu, sang sahabat semakin sering menyinggung tentang isu-isu global terkini dan mutakhir ketimbang hal-hal seperti pekerjaan, jodoh, hobi, atau lainnya. Tidak ingin merusak persahabatan yang telah dijalin, Wira tetap menanggapinya meski kadang merasa enggan.

Sang sahabat berargumen bahwa kita sekarang berada di ambang Perang Dunia 3. Itu bisa dilihat dari berbagai destabilisasi geopolitik yang sedang berlangsung saat ini seperti invasi Rusia ke Ukraina, perang Israel dan Palestina yang meluas ke negara-negara Timur Tengah lainnya, ketegangan di Semenanjung Korea, konflik China versus Taiwan dan Hongkong, serta sengketa di Laut China Selatan.

Seluruh fenomena itu perlahan tapi pasti akan menyeret dunia pada kondisi yang semakin tidak aman, labil, terancam, dan berbahaya. Dan pada akhirnya akan bermuara pada perang besar dan dahsyat berskala global yang melibatkan negara-negara dengan kekuatan nuklir utama dunia. 

"Potensi pecahnya Perang Dunia 3 sangat besar. Dan dampaknya akan benar-benar mengerikan. Jika senjata nuklir digunakan, tamatlah sudah sejarah dan peradaban manusia," ungkap sang sahabat. 

"Aku pikir kau terlalu terobsesi akan hal itu," sindir Wira.

"Bukan obsesi tapi prediksi. Itu kata para pakar. Aku nggak ngarang. Kau bisa baca ini," ujarnya sambil membagikan beberapa postingan ke ponsel Wira.

"Tapi kita semua tidak ingin hal itu terjadi, bukan?" sanggah Wira.

"Tentu saja tidak. Aku pun demikian. Tapi kita bisa apa? Faktanya semakin hari semakin mengarah kesana. Siapapun yang mengikuti berita dan perkembangan dunia pasti menyadari hal itu. Naif sekali jika kita masih beranggapan perang nuklir kecil kemungkinan akan terjadi atau malah nihil sama sekali," ungkapnya.

"Terus gimana dong? Aku kan masih muda. Masih pengin mengejar karir. Masih pengin hepi-hepi. Masih pengin hang out di cafe. Masih pengin nge-gym biar bisa punya body goals. Masih pengin travelling biar bisa di-posting di medsos. Pastinya kau juga gitu, kan?" gurau Wira.

"Kau mau dengar saranku?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun