Julia menangis dalam pelukan Moeder. Ia meratap mengapa hal memilukan itu terjadi padanya. Ia mengutuk habis nasib buruk yang menimpanya. Ia merasa dunia terlalu kejam memperlakukan dirinya. Ia sungguh tak rela menerima itu semua. Baginya, apa lagi yang lebih buruk dari hilangnya kehormatan diri dan raibnya sang kekasih.
Memahami perasan Julia, Moeder coba menenangkannya. Bayangan jika suaminya akan mengirim Julia kembali ke Belanda, memenuhi benaknya. Jika itu terjadi, ia pun akan berpisah dengan sang anak. Risau dan cemas pun mulai membayanginya. Namun ia akan berusaha sekuat kemampuannya tidak akan membiarkan Julia terpisah darinya. Itu yang akan ia nyatakan saat nanti bicara dengan suaminya.
........
Mengetahui jam pulang kerja Peter, Sapto mengincar kedatangannya sore itu. Saat kereta kuda yang dikusiri Amir terlihat, Sapto buru-buru mendekati dan menghampirinya. Saat Peter turun, Sapto langsung menghujaninya dengan perkataan, "Meneer, Gani tidak bersalah. Raymond pelakunya. Tanyakan itu pada Meisje Julia. Gani hanya bermaksud menolong. Ia tidak akan berani bertindak tanpa izin dari Julia. Itu yang sebenarnya terjadi. Tolong, Meneer! Bebaskan Gani! Bebaskan dia!" pintanya memelas.
Peter bergeming kemudian berlalu dari hadapan Sapto tanpa berkata apapun. Sebelumnya, ia menyuruh Amir untuk menghalau Sapto. Meski tak sampai hati mengusir Sapto, Amir tetap mematuhi perintah sang majikan. Meski tak ditanggapi langsung, Sapto merasa lega sudah menyampaikan maksudnya itu. Dengan menaruh harapan besar dari upayanya itu, ia lalu pulang mengayuh sepeda ontelnya di bawah langit yang mulai temaram.
......
Terusik oleh kenyataan pahit yang menimpa adiknya, Fendi memutuskan mengunjungi Gani di penjara. Namun ternyata Gani sudah dipindahkan ke tempat lain. Ia langsung mencari tahu keberadaannya dan melacaknya. Dari tempat yang ia temukan, ia mendapati Gani sedang dikumpulkan bersama orang-orang pribumi lainnya yang akan dikirim kerja ke Suriname, salah satu wilayah koloni milik Belanda di benua Amerika Selatan.
Setelah menunggu beberapa saat, Fendi lalu mendekati dan menghampiri Gani yang akan didata oleh petugas.
"Gani, Gani! Ada apa ini? Apa yang terjadi?" panggilnya.
"Ane akan dikirim ke Suriname, Bang. Di bawah todongan senjata, ane tak dapat menolaknya karena nyawa ane terancam," ungkapnya getir.
"Abang sungguh minta maaf, Gan. Ente jadi seperti ini," ucapnya haru.