Di suatu sore Julia berlatih kuda kembali bersama Gani. Setelah hampir enam bulan sejak pertama kali latihan bersama, Julia tampak mulai mahir berkudanya. Semua berlangsung baik-baik saja. Julia terlihat mampu menguasai tunggangannya dengan baik. Merasa aman terkendali, Gani hanya mengamati dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Namun entah mengapa kuda jantan hitam itu tiba-tiba saja meringkik sambil mengangkat kaki-kaki depannya tinggi-tinggi berkali-kali. Julia sontak terkejut, tidak mampu menguasai dirinya sendiri lalu akhirnya terpental jatuh dengan posisi tangan kirinya duluan yang mendarat tanah. Setelah menjatuhkan si penunggangnya, kuda itu lari tunggang-langgang.
Menyaksikan kejadian yang mengejutkan itu, Gani segera berlari ke arah Julia. Amir yang juga melihat insiden itu, segera mengejar kuda itu dan dengan susah-payah berhasil menjinakkannya. Bapaknya Gani kebetulan kurang sehat hari itu. Ia pulang lebih cepat setelah mendapat izin dari Mevrouw. Saat peristiwa itu terjadi, ia sudah tidak ada dan tidak mengetahuinya.
Menghampiri Julia dan coba menggerak-gerakkan tubuhnya yang terbujur kaku di tanah, Gani yang panik berteriak, "Meisje, Meisje! Apa anda baik-baik saja?"
Sambil meringis, Julia berucap pelan dan samar, "Tangan kiriku terasa sakit. Sepertinya tidak bisa digerakkan."
"Biarkan aku membawamu masuk dulu. Kuatkan dirimu!" kata Gani lalu menggendongnya masuk ke dalam rumah.
Mevrouw van Deek kaget bukan kepalang. Gani lantas menceritakan apa yang terjadi. Ia lalu menyuruh Gani segera ke rumah sakit untuk menjemput dokter Martin, si dokter keluarga. "Katakan padanya agar segera datang sebab ini darurat," pesannya sambil menyerahkan sepucuk surat.
Tak lama berselang, Peter van Deek yang baru pulang kerja, disambut tidak biasa oleh sang istri. Mendengar penjelasan istrinya, tampak jelas amarah meliputi dirinya. Wajahnya merah merona dan rahangnya mengeras. Peter segera masuk ke kamar Julia, menjenguk dan bicara padanya. Julia lalu berkata ke vader-nya, "Ini bukan salah Gani. Ini murni kecelakaan." Namun sepertinya Peter acuh akan hal itu.
Beberapa saat kemudian, Gani datang bersama sang dokter. Gani langsung dihampiri Peter dan dibentaknya. "Kamu orang telah lakukan apa pada anak saya!" teriaknya.
"Vergeef mej alstublieft, Meneer!" ucap Gani beberapa kali.